Ini Respons Erdogan setelah Pemenjaraan Rivalnya Memicu Demo Rusuh Turki
loading...

Presiden Recep Tayyip Erdogan salahkan oposisi atas demo rusuh yang mengguncang Turki. Demo besar ini dipicu oleh pemenjaraan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu, rival sang presiden. Foto/CNN Turk
A
A
A
ISTANBUL - Presiden Recep Tayyip Erdogan angkat bicara setelah demo rusuh mengguncang Turki yang dipicu oleh pemenjaraan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu, rival sang presiden untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2028.
Erdogan menyalahkan kubu oposisi atas demo besar tersebut, yang menurutnya telah berubah menjadi "gerakan kekerasan".
Imamoglu ditangkap pada Rabu lalu dan dijebloskan ke penjara pada Minggu atas tuduhan korupsi dan menjalin hubungan dengan organisasi teroris.
Pemenjaraannya yang tanpa proses pengadilan telah memicu protes jalanan terbesar di Turki dalam lebih dari satu dekade.
Partai Rakyat Republik (CHP), partai oposisi yang akan mengusung Imamoglu sebagai kandidat presiden, dan para pendukungnya mengatakan tuduhan terhadap Imamoglu bermotif politik dan tidak demokratis. Namun pemerintah Erdogan menepis dalih tersebut.
Meskipun ada larangan berkumpul di jalan di banyak kota, demonstrasi antipemerintah terus berlanjut untuk malam keenam berturut-turut pada hari Senin, dengan ratusan ribu orang ambil bagian dan pemimpin CHP Ozgur Ozel mengulangi seruan agar protes nasional terus berlanjut.
Berbicara setelah rapat kabinet di Ankara, Erdogan mengatakan CHP harus berhenti "memprovokasi" warga.
"Sebagai sebuah negara, kami mengikuti dengan terkejut peristiwa yang muncul setelah seruan pemimpin oposisi utama untuk turun ke jalan menyusul operasi korupsi yang berpusat di Istanbul berubah menjadi gerakan kekerasan," kata presiden berusia 71 tahun itu, yang dilansir Reuters, Selasa (25/3/2025).
“Pihak oposisi utama bertanggung jawab atas (insiden) polisi kami, jendela toko kami yang pecah, dan kerusakan properti publik. Mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas semua ini, secara politik di Parlemen dan secara hukum oleh pengadilan,” imbuh Erdogan.
Erdogan menyalahkan kubu oposisi atas demo besar tersebut, yang menurutnya telah berubah menjadi "gerakan kekerasan".
Imamoglu ditangkap pada Rabu lalu dan dijebloskan ke penjara pada Minggu atas tuduhan korupsi dan menjalin hubungan dengan organisasi teroris.
Pemenjaraannya yang tanpa proses pengadilan telah memicu protes jalanan terbesar di Turki dalam lebih dari satu dekade.
Partai Rakyat Republik (CHP), partai oposisi yang akan mengusung Imamoglu sebagai kandidat presiden, dan para pendukungnya mengatakan tuduhan terhadap Imamoglu bermotif politik dan tidak demokratis. Namun pemerintah Erdogan menepis dalih tersebut.
Meskipun ada larangan berkumpul di jalan di banyak kota, demonstrasi antipemerintah terus berlanjut untuk malam keenam berturut-turut pada hari Senin, dengan ratusan ribu orang ambil bagian dan pemimpin CHP Ozgur Ozel mengulangi seruan agar protes nasional terus berlanjut.
Berbicara setelah rapat kabinet di Ankara, Erdogan mengatakan CHP harus berhenti "memprovokasi" warga.
"Sebagai sebuah negara, kami mengikuti dengan terkejut peristiwa yang muncul setelah seruan pemimpin oposisi utama untuk turun ke jalan menyusul operasi korupsi yang berpusat di Istanbul berubah menjadi gerakan kekerasan," kata presiden berusia 71 tahun itu, yang dilansir Reuters, Selasa (25/3/2025).
“Pihak oposisi utama bertanggung jawab atas (insiden) polisi kami, jendela toko kami yang pecah, dan kerusakan properti publik. Mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas semua ini, secara politik di Parlemen dan secara hukum oleh pengadilan,” imbuh Erdogan.
Lihat Juga :