Mengapa Bangladesh Menghadapi Kerusuhan Massal? Berikut 8 Pemicunya

Sabtu, 20 Juli 2024 - 22:22 WIB
loading...
Mengapa Bangladesh Menghadapi...
Bangladesh menghadapi kerusuhan yang mematikan. Foto/Reuters
A A A
DHAKA - Protes jalanan bukanlah hal baru di negara Asia Selatan yang berpenduduk 170 juta jiwa dengan intensitas demonstrasi dalam seminggu terakhir digambarkan sebagai yang terburuk sepanjang sejarah.

Kerusuhan yang sudah berlangsung hampir satu pekan diperkirakan telah menewaskan lebih dari 100 orang. Itu diakibatkan tindakan represif aparat keamanan untuk meredam aksi massa yang kecewa.

Mengapa Bangladesh Menghadapi Kerusuhan Massal? Berikut 8 Pemicunya

1. Menentang Sistem Kuota Pekerjaan di Pemerintahan

Mengapa Bangladesh Menghadapi Kerusuhan Massal? Berikut 8 Pemicunya

Foto/Reuters

Ribuan mahasiswa telah berkampanye selama berminggu-minggu menentang sistem kuota pekerjaan di pemerintahan.

Sepertiga pekerjaan di sektor publik diperuntukkan bagi kerabat para veteran perang kemerdekaan negara itu dari Pakistan pada tahun 1971.

Para mahasiswa berpendapat bahwa sistem ini diskriminatif, dan meminta perekrutan berdasarkan prestasi.

Apa yang awalnya merupakan protes damai di kampus-kampus kini telah berubah menjadi kerusuhan berskala nasional.

2. Polisi Bertindak Brutal

Melansir BBC, koordinator protes mengatakan polisi dan sayap mahasiswa Liga Awami – yang dikenal sebagai Liga Chhatra Bangladesh – telah menggunakan kekerasan brutal terhadap demonstran yang melakukan aksi damai, sehingga memicu kemarahan yang meluas.

Pemerintah membantah tuduhan tersebut.

Bentrokan terjadi sejak Senin pekan lalu. Hari kekerasan terburuk terjadi pada hari Jumat, ketika sedikitnya 50 orang tewas, hari paling mematikan sejak protes dimulai awal bulan ini. Lebih dari 100 orang telah meninggal secara total.

Pemerintah telah memberlakukan penutupan internet dan pembatasan layanan telepon yang belum pernah terjadi sebelumnya.

3. Seluruh Lapisan Masyarakat Ikut Bergerak

Mengapa Bangladesh Menghadapi Kerusuhan Massal? Berikut 8 Pemicunya

Foto/Reuters

“Sekarang bukan lagi mahasiswa, tampaknya masyarakat dari berbagai lapisan masyarakat telah bergabung dalam gerakan protes,” Samina Luthfa, asisten profesor sosiologi di Universitas Dhaka, mengatakan kepada BBC.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1852 seconds (0.1#10.140)