Trump: Saya Seharusnya Sudah Mati
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dia beruntung masih hidup setelah menjadi sasaran penembak saat kampanye di Pennsylvania pada Sabtu (13/7/2024).
Tersangka penyerang, Thomas Matthew Crooks yang berusia 20 tahun, menembakkan setidaknya lima peluru dari senapan semi-otomatis AR-15 ke arah mantan presiden AS tersebut, dengan satu peluru mengenai telinga kanannya.
Seorang pendukung Trump tewas dan dua orang lainnya terluka parah dalam serangan itu, dan Crooks ditembak mati di lokasi oleh petugas Dinas Rahasia.
“Saya tidak seharusnya berada di sini, saya seharusnya sudah mati,” ujar Trump dalam wawancara dengan New York Post pada Minggu.
Pria berusia 78 tahun itu berbicara kepada wartawan di dalam pesawat jet pribadinya, dalam perjalanan ke Milwaukee untuk Konvensi Nasional Partai Republik, di mana dia diperkirakan akan terpilih sebagai calon presiden dari partai tersebut pada pemilu 5 November.
Taipan yang beralih menjadi politisi ini mengatakan seorang dokter mengatakan kepadanya bahwa merupakan “keajaiban” bahwa dia bisa selamat.
“Untungnya atau demi Tuhan, banyak orang yang bilang, demi Tuhan saya masih di sini,” papar dia.
Menurut Trump, dia terhindar dari luka fatal hanya karena ketika tembakan pertama dilepaskan, dia menoleh sedikit ke kanan untuk membaca grafik imigran ilegal di AS.
Dinas Rahasia “melakukan pekerjaan luar biasa” dengan dengan cepat menetralisir penyerang, menurut Trump. “Mereka membunuhnya dengan satu tembakan tepat di antara kedua matanya,” ungkap dia.
Trump mengatakan dia ingin melanjutkan kampanye setelah penembakan itu, namun Dinas Rahasia mengatakan kepadanya bahwa itu tidak aman dan dia perlu pergi ke rumah sakit.
“Saya hanya ingin terus berbicara, tapi saya tertembak,” kenang dia. Saat dia dibawa keluar panggung, mantan presiden itu terlihat mengangkat tinjunya dan berteriak, “Lawan! Bertarung! Bertarung!"
“Banyak orang mengatakan itu adalah foto paling ikonik yang pernah mereka lihat. Mereka benar dan saya tidak mati. Biasanya Anda harus mati untuk mendapatkan gambar ikonik,” tegas dia.
Trump mengaku menghargai seruan Presiden AS Joe Biden pasca-serangan tersebut. “Itu adalah sikap yang baik dan Biden sangat baik selama percakapan tersebut,” tegas dia.
Mantan presiden tersebut mengatakan dia telah menyiapkan “pidato yang sangat keras… semuanya tentang pemerintahan yang korup dan mengerikan” untuk acara di Milwaukee, namun “membuangnya” setelah upaya pembunuhan tersebut.
“Saya ingin mencoba mempersatukan negara kita… tapi saya tidak tahu apakah itu mungkin. Masyarakat sangat terpecah,” pungkas dia.
Tersangka penyerang, Thomas Matthew Crooks yang berusia 20 tahun, menembakkan setidaknya lima peluru dari senapan semi-otomatis AR-15 ke arah mantan presiden AS tersebut, dengan satu peluru mengenai telinga kanannya.
Seorang pendukung Trump tewas dan dua orang lainnya terluka parah dalam serangan itu, dan Crooks ditembak mati di lokasi oleh petugas Dinas Rahasia.
“Saya tidak seharusnya berada di sini, saya seharusnya sudah mati,” ujar Trump dalam wawancara dengan New York Post pada Minggu.
Pria berusia 78 tahun itu berbicara kepada wartawan di dalam pesawat jet pribadinya, dalam perjalanan ke Milwaukee untuk Konvensi Nasional Partai Republik, di mana dia diperkirakan akan terpilih sebagai calon presiden dari partai tersebut pada pemilu 5 November.
Taipan yang beralih menjadi politisi ini mengatakan seorang dokter mengatakan kepadanya bahwa merupakan “keajaiban” bahwa dia bisa selamat.
“Untungnya atau demi Tuhan, banyak orang yang bilang, demi Tuhan saya masih di sini,” papar dia.
Menurut Trump, dia terhindar dari luka fatal hanya karena ketika tembakan pertama dilepaskan, dia menoleh sedikit ke kanan untuk membaca grafik imigran ilegal di AS.
Dinas Rahasia “melakukan pekerjaan luar biasa” dengan dengan cepat menetralisir penyerang, menurut Trump. “Mereka membunuhnya dengan satu tembakan tepat di antara kedua matanya,” ungkap dia.
Trump mengatakan dia ingin melanjutkan kampanye setelah penembakan itu, namun Dinas Rahasia mengatakan kepadanya bahwa itu tidak aman dan dia perlu pergi ke rumah sakit.
“Saya hanya ingin terus berbicara, tapi saya tertembak,” kenang dia. Saat dia dibawa keluar panggung, mantan presiden itu terlihat mengangkat tinjunya dan berteriak, “Lawan! Bertarung! Bertarung!"
“Banyak orang mengatakan itu adalah foto paling ikonik yang pernah mereka lihat. Mereka benar dan saya tidak mati. Biasanya Anda harus mati untuk mendapatkan gambar ikonik,” tegas dia.
Trump mengaku menghargai seruan Presiden AS Joe Biden pasca-serangan tersebut. “Itu adalah sikap yang baik dan Biden sangat baik selama percakapan tersebut,” tegas dia.
Mantan presiden tersebut mengatakan dia telah menyiapkan “pidato yang sangat keras… semuanya tentang pemerintahan yang korup dan mengerikan” untuk acara di Milwaukee, namun “membuangnya” setelah upaya pembunuhan tersebut.
“Saya ingin mencoba mempersatukan negara kita… tapi saya tidak tahu apakah itu mungkin. Masyarakat sangat terpecah,” pungkas dia.
(sya)