Korut Minta Korsel Berhenti Jadi Mediator

Kamis, 27 Juni 2019 - 14:59 WIB
Korut Minta Korsel Berhenti Jadi Mediator
Korut Minta Korsel Berhenti Jadi Mediator
A A A
SEOUL - Korea Utara (Korut) mengatakan kepada Korea Selatan (Korsel) untuk berhenti berusaha menjadi penengah antara Pyongyang dengan Washington. Pernyataan itu muncul dua hari sebelum Trump mengunjungi Korsel untuk lawatan selama dua hari.

Kepala Urusan AS Departemen Luar Negeri Korut, Kwon Jong-gun mengatakan, tidak akan pernah lagi melalui Korsel ketika berurusan dengan Amerika Serikat (AS). Ia juga membantah pernyataan Presiden Korsel Moon Jae-in dan pejabat Korsel lainnya bahwa ada ada berbagai pertukaran dan pembicaraan tidak resmi antara kedua Korea.

Presiden Korsel Moon Jae-in sebelumnya mengatakan bahwa pejabat AS dan Korut mengadakan "pembicaraan di belakang layar" untuk mencoba mengatur pertemuan puncak ketiga antara Trump dan Jong-un. Moon juga mengatakan pembicaraan antara kedua Korea telah dilakukan melalui "berbagai saluran."

Baca Juga: Diam-diam, AS-Korut Bahas KTT Trump-Kim Jong-un Ketiga

"Lebih baik bagi otoritas Korea Selatan untuk mengurus bisnis mereka sendiri di dalam negeri," kata Kwon seperti dikutip dari AP, Kamis (27/6/2019).

Kwon juga menegaskan kembali permintaan Kim Jong-un sebelumnya bahwa AS harus membuat kesepakatan nuklir yang dapat diterima pada akhir Desember.

″Pembicaraan Korea Utara-AS tidak akan dilakukan dengan sendirinya jika AS mengulangi dimulainya kembali dialog seperti burung beo tanpa memikirkan proposal realistis yang menguntungkan kedua belah pihak," ujarnya.

Dia masih mengatakan hubungan Korut-AS sedang berjalan berdasarkan hubungan persahabatan antara Jong-un dan Trump.

Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya tidak akan menyerah pada sanksi yang dipimpin AS dan menuduh Washington berusaha membuat Korut berlutut. Para pejabat AS mengatakan sanksi itu akan tetap berlaku kecuali Korea Utara mengambil langkah-langkah signifikan menuju perlucutan senjata nuklir.

Baca Juga: Korut Sebut Perpanjangan Sanksi AS Tindakan Bermusuhan

Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un mengadakan pertemuan puncak pertama di Singapura pada Juni tahun lalu. Keduanya setuju untuk membina hubungan baru dan berupaya menuju denuklirisasi semenanjung Korea.

Namun KTT kedua di Vietnam pada Februari runtuh karena kedua pihak gagal menjembatani perbedaan antara seruan AS untuk denuklirisasi dan tuntutan Korut untuk bantuan sanksi.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4725 seconds (0.1#10.140)