Ukraina Marah karena PM Negara NATO Sambangi Rusia dan Temui Putin
loading...
A
A
A
KYIV - Pemerintah Ukraina telah menyatakan kemarahannya atas kunjungan mendadak Perdana Menteri (PM) Hongaria Viktor Orban ke Moskow dan melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
PM Hongaria—negara anggota NATO dan Uni Eropa—mendarat di Moskow pada Jumat pagi dan bertemu dengan Putin untuk membahas cara-cara melakukan gencatan senjata segera dan memulai pembicaraan damai untuk menyelesaikan konflik Moskow-Kyiv.
Awal pekan ini, dia juga melakukan perjalanan ke Kyiv untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan mengadakan diskusi serupa.
Menyampaikan kemarahannya, Kementerian Luar Negeri Ukraina dalam sebuah pernyataan di situs resminya mengatakan; ”Keputusan Orban mengunjungi Rusia dibuat oleh pihak Hongaria tanpa persetujuan atau koordinasi dengan Ukraina.”
Pernyataan tersebut, seperti dikutip Newsweek, Minggu (7/7/2024), menekankan bahwa Kyiv menentang negosiasi apa pun mengenai konflik tersebut tanpa partisipasi langsungnya.
“Kami mengingatkan bahwa prinsip ‘tidak ada perjanjian mengenai Ukraina tanpa Ukraina’ tetap tidak dapat diganggu gugat bagi negara kami dan menyerukan semua negara untuk secara ketat mematuhinya,” bunyi pernyataan kementerian tersebut.
“Formula perdamaian” Zelensky, kata kementerian itu, adalah satu-satunya cara realistis untuk memulihkan perdamaian yang adil.
Kunjungan Orban ke Moskow juga dikritik oleh para pemimpin Barat lainnya.
Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas, yang akan menggantikan Josep Borrell sebagai kepala diplomat Uni Eropa, menuduh Orban menabur kebingungan dan mengeksploitasi rotasi kepresidenan Uni Eropa, yang diambil alih Budapest pada awal Juli.
PM Hongaria—negara anggota NATO dan Uni Eropa—mendarat di Moskow pada Jumat pagi dan bertemu dengan Putin untuk membahas cara-cara melakukan gencatan senjata segera dan memulai pembicaraan damai untuk menyelesaikan konflik Moskow-Kyiv.
Awal pekan ini, dia juga melakukan perjalanan ke Kyiv untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan mengadakan diskusi serupa.
Menyampaikan kemarahannya, Kementerian Luar Negeri Ukraina dalam sebuah pernyataan di situs resminya mengatakan; ”Keputusan Orban mengunjungi Rusia dibuat oleh pihak Hongaria tanpa persetujuan atau koordinasi dengan Ukraina.”
Pernyataan tersebut, seperti dikutip Newsweek, Minggu (7/7/2024), menekankan bahwa Kyiv menentang negosiasi apa pun mengenai konflik tersebut tanpa partisipasi langsungnya.
“Kami mengingatkan bahwa prinsip ‘tidak ada perjanjian mengenai Ukraina tanpa Ukraina’ tetap tidak dapat diganggu gugat bagi negara kami dan menyerukan semua negara untuk secara ketat mematuhinya,” bunyi pernyataan kementerian tersebut.
“Formula perdamaian” Zelensky, kata kementerian itu, adalah satu-satunya cara realistis untuk memulihkan perdamaian yang adil.
Kunjungan Orban ke Moskow juga dikritik oleh para pemimpin Barat lainnya.
Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas, yang akan menggantikan Josep Borrell sebagai kepala diplomat Uni Eropa, menuduh Orban menabur kebingungan dan mengeksploitasi rotasi kepresidenan Uni Eropa, yang diambil alih Budapest pada awal Juli.