Ukraina Marah karena PM Negara NATO Sambangi Rusia dan Temui Putin

Minggu, 07 Juli 2024 - 09:58 WIB
loading...
Ukraina Marah karena...
Ukraina marah karena PM Hongaria Viktor Orban (kiri) menemui Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow. Foto/Sputnik/Valeriy Sharifulin/Pool via REUTERS
A A A
KYIV - Pemerintah Ukraina telah menyatakan kemarahannya atas kunjungan mendadak Perdana Menteri (PM) Hongaria Viktor Orban ke Moskow dan melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

PM Hongaria—negara anggota NATO dan Uni Eropa—mendarat di Moskow pada Jumat pagi dan bertemu dengan Putin untuk membahas cara-cara melakukan gencatan senjata segera dan memulai pembicaraan damai untuk menyelesaikan konflik Moskow-Kyiv.

Awal pekan ini, dia juga melakukan perjalanan ke Kyiv untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan mengadakan diskusi serupa.



Menyampaikan kemarahannya, Kementerian Luar Negeri Ukraina dalam sebuah pernyataan di situs resminya mengatakan; ”Keputusan Orban mengunjungi Rusia dibuat oleh pihak Hongaria tanpa persetujuan atau koordinasi dengan Ukraina.”

Pernyataan tersebut, seperti dikutip Newsweek, Minggu (7/7/2024), menekankan bahwa Kyiv menentang negosiasi apa pun mengenai konflik tersebut tanpa partisipasi langsungnya.

“Kami mengingatkan bahwa prinsip ‘tidak ada perjanjian mengenai Ukraina tanpa Ukraina’ tetap tidak dapat diganggu gugat bagi negara kami dan menyerukan semua negara untuk secara ketat mematuhinya,” bunyi pernyataan kementerian tersebut.

“Formula perdamaian” Zelensky, kata kementerian itu, adalah satu-satunya cara realistis untuk memulihkan perdamaian yang adil.

Kunjungan Orban ke Moskow juga dikritik oleh para pemimpin Barat lainnya.

Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas, yang akan menggantikan Josep Borrell sebagai kepala diplomat Uni Eropa, menuduh Orban menabur kebingungan dan mengeksploitasi rotasi kepresidenan Uni Eropa, yang diambil alih Budapest pada awal Juli.

Presiden Dewan Eropa Charles Michel juga mengecam kunjungan Orban, dan menyatakan bahwa Hongaria tidak mempunyai mandat untuk berhubungan dengan Rusia atas nama Uni Eropa. ”Tidak ada diskusi mengenai Ukraina yang dapat berlangsung tanpa Ukraina,” katanya.

Orban, bagaimanapun, bersikeras bahwa dia tidak memerlukan mandat untuk mengupayakan perdamaian dan menunjukkan bahwa Hongaria memiliki kekuatan politik yang relatif terbatas dan tidak secara formal mengadakan negosiasi.

“Kami bisa menjadi alat yang baik di tangan Tuhan, kami bisa menjadi alat yang baik di tangan orang-orang yang menginginkan perdamaian,” kata PM Orban.

Dia berharap dapat meyakinkan Moskow dan Kyiv tentang perlunya bekerja sama untuk mencapai gencatan senjata dan memulai pembicaraan damai.

Sementara itu, Kyiv terus bersikeras pada rencana perdamaian Zelensky, yang terdiri dari sepuluh langkah yang mencakup penarikan penuh pasukan Rusia dari wilayah yang diklaim Kyiv sebagai miliknya, pembayaran reparasi, dan pengadilan kejahatan perang internasional untuk kepemimpinan Rusia.

Moskow dengan keras menolak rencana Zelensky dan menyatakan bahwa setiap negosiasi untuk menyelesaikan konflik harus mempertimbangkan “kenyataan di lapangan”.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1027 seconds (0.1#10.140)