China Dituduh Eksploitasi Etnis Uighur untuk Pengambilan Organ
loading...
A
A
A
Fakta lain yang mengganggu adalah adanya perbedaan besar dalam hal sumber pengambilan organ di China. Menurut laporan Kongres AS di tahun 2005, hingga 95 persen transplantasi organ di China berasal dari narapidana mati, tetapi jumlah transplantasi yang dilakukan tidak pernah sesuai angka tersebut.
Pada 2006, Amnesty International melaporkan 1.770 eksekusi dilakukan di China dan angka tertinggi mendekati 8.000, dengan beberapa kasus ditolak karena penyakit yang umum diderita narapidana.
Namun China tetap mampu memenuhi permintaan organ yang tinggi, mengindikasikan bahwa Beijing selalu bisa mendapat organ dari sumber sekunder.
Memasuki tahun 2016, setiap warga Uighur di Xinjiang diminta menyerahkan pemindaian iris, golongan darah, sidik jari, dan DNA seperti yang diarahkan pejabat China dengan dalih pemeriksaan medis.
Namun, seiring tersebarnya berita tersebut, para aktivis HAM melacak bahwa ini merupakan tindakan pengambilan data untuk memenuhi persyaratan organ dari luar negeri.
Pada 2019, Tribunal Rakyat China dibentuk untuk menyelidiki situasi berdasarkan kesaksian warga, dan terungkap bahwa jalur khusus organ manusia telah disiapkan di bandara Kashgar, Xinjiang, untuk memenuhi permintaan yang tinggi dari luar negeri, dan bahwa warga Uighur adalah kelompok yang menjadi sasaran.
“Organ Halal”
Selang beberapa waktu, laporan Tribunal Rakyat China mengenai pengambilan organ paksa dari warga Uighur bermunculan di berbagai saluran pers dan media. Saat menyelidiki pariwisata organ Korea ke Tianjin, ditemukan bahwa negara-negara Arab telah mendanai pencocokan organ bagi penerima organnya, dan China telah menjadikan ini sebagai sumber arus masuk modal yang besar.
Tribunal Rakyat China yang dikelola secara independen menyimpulkan bahwa di China, pengambilan paksa organ tubuh dari para tahanan telah dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama dengan jumlah yang cukup tinggi.
Baru-baru ini, politikus Uighur-Amerika Salih Hudayar mengecam praktik jahat China. "China telah meresmikan 'Pusat Transplantasi Organ Anak-Anak’," tulisnya di media sosial X.