Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Kunjungi Pakistan

Senin, 18 Februari 2019 - 07:43 WIB
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Kunjungi Pakistan
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Kunjungi Pakistan
A A A
ISLAMABAD - Putra mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) memulai lawatannya di Pakistan dalam tur Asia Selatan dan China. Kunjungan tersebut dibayangi ketegangan antara dua kekuatan nuklir dunia yakni India dan Pakistan.

Kunjungan MBS tersebut setelah insiden bom bunuh diri yang menewaskan 44 polisi paramiliter India di wilayah Kashmir. New Delhi menuding Pakistan menjadi dalang pengeboman dan berjanji akan menghukum Islamabad. Tapi, Pakistan membantah terlibat dalam pengeboman tersebut.

MBS juga berencana berkunjung ke Indonesia dan Malaysia dalam lawatan tersebut, tetapi rencana tersebut ditunda. Tidak ada alasan penundaan atau lawatan alternatif yang disampaikan. Namun, MBS dijadwalkan untuk tetap berkunjung ke China dan India. MBS terakhir kali berkunjung ke Pakistan pada 2006 saat Raja Abdullah bin Abdulaziz masih berkuasa.

Tur tersebut merupakan upaya yang dilakukan putra mahkota Saudi untuk memperkuat reputasinya sebagai pemimpin masa depan. Dia juga ingin membangun jaringan luas untuk memperluas dukungan terhadap Saudi. Lawatan ke Pakistan merupakan hal paling tepat karena negara itu merupakan sekutu dekat Saudi. Pakistan menyambut MBS dengan tangan terbuka karena membutuhkan dana tunai. Dia diperkirakan akan menandatangani kesepakatan investasi lebih dari USD10 miliar.

Dalam beberapa bulan terakhir, Saudi juga memberikan bantuan ekonomi kepada Pakistan setelah krisis keuangan dengan pinjaman senilai USD6 miliar. Itu menjadikan Islamabad bisa mendapatkan ruang bernafas saat bernegosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF).

Bank Sentral Pakistan hanya memiliki USD8 miliar untuk cadangan mata uang asing dan menghadapi krisis keseimbangan pembayaran. Sejak dilantik Agustus lalu, PM Khan yang merupakan mantan pemain kriket Imran Khan secara agresif mendorong negara sahabat untuk mengurangi paket dana talangan yang dibutuhkan Pakistan dari IMF. Pakistan kini menghadapi dana talangan ke-13 sejak akhir 1980-an.

Para analis mengungkapkan, lawatan MBS akan diperlakukan Islamabad sebagai kunjungan kenegaraan terbesar sejak Presiden China Xi Jinping pada 2015. Saat itu Beijing mengumumkan investasi puluhan miliar dolar terhadap infrastruktur di Pakistan sebagai bagian dari Inisiatif Sabuk dan Jalan Sutra.

Kunjungan MBS juga memperkuat tali persahabatan antara negara kaya minyak terhadap perekonomian Pakistan di masa sulit. Selain itu, dukungan militer Pakistan yang kuat terhadap Saudi dan keluarga kerajaan. Keluarga Kerajaan Saudi memiliki peranan penting bagi Pakistan yang dihuni 208 juta umat muslim.

“Apa yang terjadi dalam hubungan kedua negara adalah pembaharuan komitmen Pakistan untuk membantu melindungi keluarga kerajaan dan tatanan yang eksis di Saudi,” kata Mosharraf Zaidi, peneliti senior di Tabadlab, think tank Pakistan yang fokus pada kebijakan publik baik lokal dan global.

“Ada juga jaminan bahwa Saudi tidak akan melanjutkan upaya sebagai teman strategi yang membantu keuangan Pakistan ketika dibutuhkan,” ujar Zaidi. Dia mengungkapkan, Saudi juga menjadi partisipan dalam investasi di Pakistan.

Pakistan menutup jalur penerbangan udara demi memberikan jalan bagi MBS. Pesawat JF-17 akan mengawal pesawat MBS saat memasuki wilayah udara Pakistan. Mereka juga memperketat keamanan di Islamabad untuk memberikan jaminan keamanan bagi MBS.

Dia juga akan tinggal di kediaman resmi PM. Padahal, tidak ada satu pun tamu negara lain yang pernah tinggal di sana. PM Pakistan Imran Khan sebelumnya menolak menggunakan kediaman resminya untuk menghemat uang negara.

Ratusan kamar hotel di Islamabad juga dipesan untuk 1.000 anggota delegasi MBS. Ribuan burung merpati juga ditangkap untuk upacara penyambutan MBS. Pemerintah Pakistan menyediakan 300 mobil mewah untuk kendaraan para delegasi MBS.

Pakistan sangat berharap mendapatkan kucuran investasi dari Arab Saudi. Para pejabat Pakistan menyatakan Saudi telah menyepakati delapan investasi, termasuk pembangunan kilang minyak dan pabrik petrokimia senilai USD10 miliar di Gwadar di mana China membangun pelabuhan di sana. Gwadar merupakan pusat koridor ekonomi China-Pakistan senilai USD60 miliar.

Pakistan menghadapi defisit dan berjuang mengamankan finansial. Dengan memosisikan sebagai pendukung di belakang pengusaha de facto Arab Saudi yakni MBS. Apalagi, MBS juga menjanjikan banyak uang dalam bentuk investasi. Uang menjadi salah satu dimensi penting dalam hubungan dua negara semakin dalam.

Sebelum kunjungan MBS, Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed al-Nahyan juga melaksanakan lawatan di Islamabad. Uni Emirat Arab (UAE) berjanji memberikan bantuan USD6 miliar untuk menghidupkan perekonomian Pakistan.

Memperkuat Hubungan Militer


Hubungan militer antara Pakistan dan Saudi menjadi kerja yang penting selain ekonomi. Kerja sama itu telah terjadi beberapa dekade lalu. Itu dimulai ketika Mekkah diserang gerilyawan sekitar empat dekade lalu dan Pakistan diterjunkan untuk menghancurkan mereka.

“Ada asumsi bahwa Pakistan mampu memberikan kekuatan jika Saudi menghadapi krisis keamanan atau serangan besar,” kata Shashank Joshi, pakar Asia Selatan dan editor pertahanan majalah The Economist. “Arab Saudi, seperti negara Teluk lainnya, memiliki uang tunai, tetapi tidak memiliki tentara yang kuat. Pakistan tidak memiliki uang kuat, tetapi mereka memiliki tentara yang kuat,” ungkapnya.

Joshi menjelaskan, dua negara memiliki hubungan nuklir yang baik. Saudi juga bisa mendapatkan akses teknologi nuklir. Apalagi, Riyadh menghadapi Iran yang diduga memiliki senjata nuklir. “Saudi juga ingin menjamin Pakistan tetap dekat dengan Riyadh dibandingkan dengan Teheran,” kata Joshi.

Jadi Juru Damai Konflik di Afghanistan

Namun, kunjungan MBS di tengah upaya India mengisolasi Pakistan secara internasional setelah serangan mematikan di Kashmir. India menuding aksi pengeboman dilaksanakan kelompok Jaish-e-Mohammad (JeM) yang didukung Pakistan.

Di Islamabad, MBS juga akan bertemu dengan Panglima Militer Pakistan Qamar Javed Bajwa. Dia juga akan bertemu perwakilan kelompok Taliban Afghanistan untuk mendiskusikan negosiasi untuk mengakhiri perang sipil yang telah berlangsung selama 17 tahun.

Namun, ada keraguan apakah rencana pertemuan Taliban dengan MBS akan berhasil. Taliban kemarin membatalkan perundingan dengan Khan. Pejabat senior Taliban yang tiba di Islamabad mengungkapkan pertemuan dengan MBS mungkin “dibatalkan atau disesuaikan kembali”.

MBS memang ingin menunjukkan perannya untuk mendamaikan konflik di Afghanistan di mana Pakistan, Saudi, Iran, India, dan AS juga bermain di sana. Kehadiran MBS sebagai juru damai menunjukkan Saudi juga ingin berperan dalam menurunkan ketegangan dalam konflik di Afghanistan. Riyadh tidak hanya menjadi penonton.

Menurut pakar Asia Selatan dan editor pertahanan majalah The Economist, Shashank Joshi, Saudi tidak hadir dalam perundingan perdamaian Afghanistan di Qatar. Saudi ingin menghadirkan perdamaian di Afghanistan dalam perspektif Pakistan. “Arab Saudi ingin melihat proses perdamaian dengan memberdayakan Taliban dibandingkan dengan pihak yang dekat dengan Iran,” ucapnya.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4698 seconds (0.1#10.140)