Serangan Israel Menggila, Rumah Sakit Rafah Bersiap Terima Gelombang Besar Korban
loading...
A
A
A
Kecemasan dan Trauma
Warga Palestina, Abdelilah Farhat, pasien di rumah sakit tersebut, mengatakan dia selamat dari kematian saat dia keluar mencari toko kelontong yang buka.
“Alhamdulillah, Allah sudah menakdirkan bahwa saya akan terluka, dan Dia menyelamatkan saya. Roket itu jatuh hanya satu meter dari seorang pria,” papar dia.
“Mereka (Israel) menjatuhkan roket ke warga sipil yang sedang berjalan, mereka hanya mencari makanan untuk dimakan,” ungkap dia.
Para saksi dan profesional medis mengatakan pasukan Israel telah menyerang rumah sakit, memblokade rumah sakit tersebut dan membunuh dokter serta warga sipil lainnya di sana.
Penutupan Penyeberangan Rafah antara Gaza selatan dan Mesir telah memperdalam kecemasan dan trauma bagi pasien yang sangat membutuhkan pertolongan medis di luar negeri.
Rafah telah menjadi saluran utama bagi bantuan kemanusiaan untuk memasuki daerah kantong tersebut, jalur pasokan medis dan titik keluar bagi para pengungsi medis yang mencari perawatan di luar wilayah yang terkepung.
Israel mengatakan, pada 7 Mei, mereka telah mengambil kendali operasional atas Penyeberangan tersebut, dan bersumpah mereka tidak akan berkompromi dalam mencegah Hamas mempunyai peran di masa depan di sana.
“Persediaan medis terakhir yang kami dapatkan di Gaza adalah sebelum 6 Mei,” ujar juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tarik Jasarevic pada konferensi pers PBB pada hari Jumat.
“Kami tidak punya bahan bakar; kami memiliki rumah sakit yang berada di bawah perintah evakuasi; kami menghadapi situasi di mana kami tidak dapat bergerak secara fisik,” ungkap dia.