Pertempuran Sengit Pecah di Gaza Utara, Bantuan Mulai Mengalir dari Dermaga AS
loading...
A
A
A
“Shani Louk, Amit Buskila dan Yitzhak Gelernter dibunuh oleh Hamas saat melarikan diri dari festival musik Nova pada 7 Oktober dan jenazah mereka dibawa ke Gaza,” ungkap kepala juru bicara militer Israel Daniel Hagari.
Tank dan pesawat tempur Israel membombardir sebagian Rafah pada Jumat, sementara sayap bersenjata Hamas dan Jihad Islam mengatakan mereka menembakkan rudal anti-tank dan mortir ke arah pasukan yang berkumpul di timur, tenggara dan di dalam perbatasan Rafah dengan Mesir.
UNRWA, badan bantuan utama PBB untuk Palestina, mengatakan lebih dari 630.000 orang telah meninggalkan Rafah sejak serangan dimulai pada 6 Mei.
Banyak orang memadati Deir Al-Balah, kota di pesisir pantai yang merupakan satu-satunya kota di Gaza yang belum diserang pasukan Israel.
“Mereka pindah ke daerah yang tidak ada air, kami harus mengirimkannya dengan truk, dan orang-orang tidak mendapatkan cukup makanan,” ungkap Sam Rose, direktur perencanaan di UNRWA mengatakan kepada Reuters pada Jumat melalui telepon dari Rafah, di mana katanya suasananya sangat sepi.
Di Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, tempat Afrika Selatan menggugat Israel karena melanggar Konvensi Genosida, pejabat Kementerian Kehakiman Israel Gilad Noam membela operasi genosida tersebut.
Noam mengatakan Israel berperang untuk membela diri dan operasi militer di Rafah tidak ditujukan pada warga sipil tetapi untuk menghancurkan benteng terakhir Hamas. “Ada perang tragis yang terjadi, tapi tidak ada genosida di Gaza,” ujar Noam.
Tim hukum Afrika Selatan, yang mengajukan tuntutan untuk tindakan darurat baru pada hari sebelumnya, menggambarkan operasi militer Israel sebagai bagian dari rencana genosida yang bertujuan menghancurkan rakyat Palestina.
Perang Tragis
Tank dan pesawat tempur Israel membombardir sebagian Rafah pada Jumat, sementara sayap bersenjata Hamas dan Jihad Islam mengatakan mereka menembakkan rudal anti-tank dan mortir ke arah pasukan yang berkumpul di timur, tenggara dan di dalam perbatasan Rafah dengan Mesir.
UNRWA, badan bantuan utama PBB untuk Palestina, mengatakan lebih dari 630.000 orang telah meninggalkan Rafah sejak serangan dimulai pada 6 Mei.
Banyak orang memadati Deir Al-Balah, kota di pesisir pantai yang merupakan satu-satunya kota di Gaza yang belum diserang pasukan Israel.
“Mereka pindah ke daerah yang tidak ada air, kami harus mengirimkannya dengan truk, dan orang-orang tidak mendapatkan cukup makanan,” ungkap Sam Rose, direktur perencanaan di UNRWA mengatakan kepada Reuters pada Jumat melalui telepon dari Rafah, di mana katanya suasananya sangat sepi.
Di Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, tempat Afrika Selatan menggugat Israel karena melanggar Konvensi Genosida, pejabat Kementerian Kehakiman Israel Gilad Noam membela operasi genosida tersebut.
Noam mengatakan Israel berperang untuk membela diri dan operasi militer di Rafah tidak ditujukan pada warga sipil tetapi untuk menghancurkan benteng terakhir Hamas. “Ada perang tragis yang terjadi, tapi tidak ada genosida di Gaza,” ujar Noam.
Tim hukum Afrika Selatan, yang mengajukan tuntutan untuk tindakan darurat baru pada hari sebelumnya, menggambarkan operasi militer Israel sebagai bagian dari rencana genosida yang bertujuan menghancurkan rakyat Palestina.
(sya)