Pertempuran Sengit Pecah di Gaza Utara, Bantuan Mulai Mengalir dari Dermaga AS
loading...
A
A
A
Ini merupakan dermaga pertama yang mencapai wilayah kantong yang terkepung melalui laut dalam beberapa pekan terakhir.
PBB menyatakan pihaknya sedang menyelesaikan rencana pendistribusian bantuan, dan menegaskan kembali bahwa konvoi truk melalui darat, yang terganggu bulan ini akibat serangan Israel di Rafah, adalah cara paling efisien untuk menyalurkan bantuan.
“Untuk mencegah kengerian kelaparan, kita harus menggunakan rute tercepat dan paling jelas untuk menjangkau masyarakat Gaza, dan untuk itu, kita memerlukan akses melalui darat sekarang,” ungkap wakil juru bicara PBB, Farhan Haq.
Warga Jabalya, Rajab, ayah dari empat anak, mengatakan bantuan makanan bukanlah jawaban. “Kami ingin perang ini berakhir dan kemudian kami dapat mengatur hidup kami sendiri,” tegas dia.
Pasukan Israel (IDF) mengatakan telah membunuh lebih dari 60 pejuang dalam beberapa hari terakhir dan menempatkan gudang senjata di dekat kompleks tempat perlindungan, dalam apa yang mereka gambarkan sebagai “serangan tingkat divisi” di Jabalya.
Operasi divisi biasanya melibatkan beberapa brigade yang masing-masing terdiri dari ribuan tentara, menjadikannya salah satu yang terbesar dalam perang.
Rezim kolonial Israel telah membunuh 35.303 warga Palestina, menurut angka dari Kementerian Kesehatan Gaza.
Lembaga bantuan telah berulang kali memperingatkan meluasnya kelaparan dan ancaman penyakit.
Para dokter mengatakan mereka harus melakukan operasi, termasuk amputasi, tanpa anestesi atau obat penghilang rasa sakit karena sistem medis di Gaza telah runtuh.
Israel mengatakan, pada Jumat, pasukannya telah menyelamatkan tiga jenazah sandera dari Gaza, tanpa menyebutkan di mana mereka ditemukan.
PBB menyatakan pihaknya sedang menyelesaikan rencana pendistribusian bantuan, dan menegaskan kembali bahwa konvoi truk melalui darat, yang terganggu bulan ini akibat serangan Israel di Rafah, adalah cara paling efisien untuk menyalurkan bantuan.
“Untuk mencegah kengerian kelaparan, kita harus menggunakan rute tercepat dan paling jelas untuk menjangkau masyarakat Gaza, dan untuk itu, kita memerlukan akses melalui darat sekarang,” ungkap wakil juru bicara PBB, Farhan Haq.
Warga Jabalya, Rajab, ayah dari empat anak, mengatakan bantuan makanan bukanlah jawaban. “Kami ingin perang ini berakhir dan kemudian kami dapat mengatur hidup kami sendiri,” tegas dia.
Tragedi Kemanusiaan
Pasukan Israel (IDF) mengatakan telah membunuh lebih dari 60 pejuang dalam beberapa hari terakhir dan menempatkan gudang senjata di dekat kompleks tempat perlindungan, dalam apa yang mereka gambarkan sebagai “serangan tingkat divisi” di Jabalya.
Operasi divisi biasanya melibatkan beberapa brigade yang masing-masing terdiri dari ribuan tentara, menjadikannya salah satu yang terbesar dalam perang.
Rezim kolonial Israel telah membunuh 35.303 warga Palestina, menurut angka dari Kementerian Kesehatan Gaza.
Lembaga bantuan telah berulang kali memperingatkan meluasnya kelaparan dan ancaman penyakit.
Para dokter mengatakan mereka harus melakukan operasi, termasuk amputasi, tanpa anestesi atau obat penghilang rasa sakit karena sistem medis di Gaza telah runtuh.
Israel mengatakan, pada Jumat, pasukannya telah menyelamatkan tiga jenazah sandera dari Gaza, tanpa menyebutkan di mana mereka ditemukan.