Analisis Siapa Menang antara Sistem Rudal S-400 Rusia vs Jet Siluman F-35 AS?
loading...
A
A
A
Sebuah penilaian yang ditinjau oleh Zikidis mengungkapkan kemampuan radar array frekuensi rendah yang digunakan oleh Nebo-M.
Menurut penelitian Zikidis, radar array frekuensi rendah yang digunakan oleh Nebo-M dapat mendeteksi F-117 Nighthawk pada jarak hingga 350 kilometer dalam kondisi optimal dan mungkin sejauh 72 kilometer di bawah gangguan jamming yang intens.
Namun, penting untuk membedakan antara deteksi dan penargetan.
Sementara klaim kontra-siluman S-400 didasarkan pada kemampuannya dalam mendeteksi, menargetkan pesawat siluman tetap menjadi tugas yang kompleks dan menantang.
Secara praktis, teknologi siluman bertujuan untuk menunda deteksi cukup lama sehingga pesawat dapat melibatkan musuh atau menghindari ancaman. Efektivitas jet siluman bergantung pada berbagai faktor, termasuk jarak antara pesawat dan radar array.
Data yang disediakan oleh Kolonel Zikidis menggambarkan jarak deteksi sistem radar frekuensi rendah S-400 terhadap F-117.
Mengingat penampang radar F-117 sekitar 30 kali lebih besar dari F-22 dan setidaknya dua kali lipat dari F-35, jarak deteksi dan penargetan pesawat tempur canggih ini akan sangat berkurang.
Menurut perkiraan sebelumnya, sistem radar S-400 dapat mendeteksi F-35 saat mendekati dalam radius sekitar 20 mil.
Namun, F-35 dilengkapi dengan rudal udara-ke-darat yang mampu mencapai target hingga 40-60 mil jauhnya.
Meluncurkan dari jarak yang jauh lebih besar dari jangkauan deteksi 20 mil S-400, rudal F-35 memiliki peluang besar untuk mengenai target tanpa mengorbankan pesawat. Namun, realitasnya jauh lebih kompleks, terutama ketika mempertimbangkan integrasi S-400 ke dalam sistem pertahanan udara terpadu yang lebih luas.
Menurut penelitian Zikidis, radar array frekuensi rendah yang digunakan oleh Nebo-M dapat mendeteksi F-117 Nighthawk pada jarak hingga 350 kilometer dalam kondisi optimal dan mungkin sejauh 72 kilometer di bawah gangguan jamming yang intens.
Namun, penting untuk membedakan antara deteksi dan penargetan.
Sementara klaim kontra-siluman S-400 didasarkan pada kemampuannya dalam mendeteksi, menargetkan pesawat siluman tetap menjadi tugas yang kompleks dan menantang.
Secara praktis, teknologi siluman bertujuan untuk menunda deteksi cukup lama sehingga pesawat dapat melibatkan musuh atau menghindari ancaman. Efektivitas jet siluman bergantung pada berbagai faktor, termasuk jarak antara pesawat dan radar array.
S-400 vs F-35: Siapa yang Akan Menang?
Data yang disediakan oleh Kolonel Zikidis menggambarkan jarak deteksi sistem radar frekuensi rendah S-400 terhadap F-117.
Mengingat penampang radar F-117 sekitar 30 kali lebih besar dari F-22 dan setidaknya dua kali lipat dari F-35, jarak deteksi dan penargetan pesawat tempur canggih ini akan sangat berkurang.
Menurut perkiraan sebelumnya, sistem radar S-400 dapat mendeteksi F-35 saat mendekati dalam radius sekitar 20 mil.
Namun, F-35 dilengkapi dengan rudal udara-ke-darat yang mampu mencapai target hingga 40-60 mil jauhnya.
Meluncurkan dari jarak yang jauh lebih besar dari jangkauan deteksi 20 mil S-400, rudal F-35 memiliki peluang besar untuk mengenai target tanpa mengorbankan pesawat. Namun, realitasnya jauh lebih kompleks, terutama ketika mempertimbangkan integrasi S-400 ke dalam sistem pertahanan udara terpadu yang lebih luas.