Serangan Cuma Sehari, Seriuskah Iran dan Israel Berperang?

Senin, 15 April 2024 - 08:30 WIB
loading...
Serangan Cuma Sehari, Seriuskah Iran dan Israel Berperang?
Polisi Israel dan warga memeriksa sisa-sisa pendorong roket setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, dekat Arad, Israel, 14 April 2024. Foto/REUTERS/Christophe van der Perre
A A A
TEHERAN - Pada Sabtu, 13 April 2024, dunia dikejutkan serangan Iran ke Israel. Serangan Iran ini merupakan balasan atas serangan Israel yang terjadi pada 1 April 2024, yang memusnahkan gedung konsular lima tingkat kedutaan Iran di Damaskus.

Serangan Israel itu membunuh tujuh petinggi Garda Revolusi Iran, dua diantaranya jenderal.

Sebagai balasan, Iran meluncurkan lebih dari 300 drone kamikaze dan rudal dari wilayahnya menuju Israel. Sebagian berhasil dicegat Israel, sementara beberapa rudal jatuh di dalam wilayah Israel.

Serangan ini dilaporkan menimbulkan sejumlah kerusakan, termasuk pada satu pangkalan militer Israel.

Namun serangan Iran ini hanya dilakukan semalam. Pertanyaan yang muncul adalah, apakah serangan ini menandakan permulaan perang sungguhan antara Iran dan Israel?

Ada beberapa faktor penting dalam perang itu yang harus diperhatikan. Pertama, serangan Iran ini merupakan balasan atas serangan Israel sebelumnya. Ini menunjukkan ada siklus balas dendam yang sedang berlangsung.

Kedua, serangan ini melibatkan penggunaan drone dan misil, menunjukkan peningkatan signifikan dalam intensitas konflik.

Meski demikian, ada beberapa indikasi bahwa ini mungkin bukan awal dari perang skala penuh.

1. Israel Rugi Rp22 Triliun dalam Semalam


Meskipun serangan ini melibatkan penggunaan drone dan misil, sebagian besar berhasil dicegat oleh sistem pertahanan Israel. Ini menunjukkan Israel memiliki kemampuan melindungi diri dari serangan semacam ini.

Meski demikian, pencegatan rudal ini juga menguras uang Israel. Intersepsi Israel terhadap ratusan rudal dan drone Iran dalam semalam merugikan rezim kolonial Zionis hingga 5 miliar shekel (USD1,35 miliar atau Rp22 triliun).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0947 seconds (0.1#10.140)