Junta Militer Terancam Tumbang, Ribuan Warga Myanmar Eksodus ke Thailand

Jum'at, 12 April 2024 - 14:35 WIB
loading...
A A A
"Namun militer Myanmar mungkin masih berupaya melakukan serangan balik, didukung oleh angkatan udaranya, untuk merebut kembali kota tersebut," kata Dulyapak Preecharush, seorang profesor Kajian Asia Tenggara di Universitas Thammasat Bangkok. “Jadi ada pertanyaan mengenai kemungkinan intensifikasi pertempuran dalam beberapa hari mendatang,” katanya kepada Reuters.

Ketika pertempuran di Myanmar semakin intensif, jumlah orang yang menyeberang ke Mae Sot dari Myawaddy meningkat dua kali lipat minggu ini menjadi sekitar 4.000 orang setiap hari.

Pada hari Kamis, Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan pertempuran di Myanmar tidak boleh meluas ke wilayah udara negaranya. Dalam sebuah wawancara dengan Reuters pekan lalu, Srettha mengatakan junta Myanmar “kehilangan kekuatan”, ketika ia mendorong pembukaan pembicaraan dengan rezim tersebut.

Thailand, yang mengatakan pihaknya tetap netral dalam konflik Myanmar dan dapat menerima hingga 100.000 orang yang kehilangan tempat tinggal akibat konflik tersebut, telah mengupayakan keterlibatan, termasuk pengiriman bantuan, dengan tetangganya tersebut sejak Srettha berkuasa pada Agustus lalu.

Namun junta bisa semakin melebar setelah kelompok pemberontak Tentara Arakan memperingatkan bahwa mereka akan melanjutkan serangan di negara bagian Rakhine, Myanmar barat.

Panglima Angkatan Darat Arakan Twan Mrat Naing memperingatkan penduduk kota Sittwe dan Kyauk Phyu di Rakhine untuk pindah sebelum “pertempuran yang menentukan”, kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

Salah satu angkatan bersenjata etnis paling kuat di Myanmar, Tentara Arakan adalah bagian dari Operasi 1027, serangan besar-besaran yang dilakukan tiga kelompok pemberontak pada Oktober lalu yang merebut wilayah penting dari junta.

(ahm)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1542 seconds (0.1#10.140)