Junta Militer Terancam Tumbang, Ribuan Warga Myanmar Eksodus ke Thailand
loading...
A
A
A
BANGKOK - Sekelompok orang, beberapa takut akan serangan udara, mengantri di perbatasan untuk melarikan diri dari Myanmar . Itu dikarenakan kota penting Myawaddy yang strategis di dekat Thailand jatuh ke tangan perlawanan anti-junta.
Hilangnya kota tersebut merampas pendapatan penting junta, yang sudah bergulat dengan perekonomian yang sedang anjlok, dari perdagangan perbatasan sekaligus memperkuat kelompok pemberontak seperti Persatuan Nasional Karen (KNU) yang memimpin serangan terhadap Myawaddy.
“Saya takut dengan serangan udara,” kata Moe Moe Thet San, warga Myawaddy yang menyeberang ke Thailand bersama putranya, yang berusia sekitar lima tahun, dilansir Reuters.
“Bom menimbulkan suara yang sangat keras hingga mengguncang rumah saya,” tambah ibu berusia 39 tahun, salah satu dari mereka yang berkumpul di satu-satunya penyeberangan perbatasan yang beroperasi penuh di Mae Sot, yang mengatakan bahwa suara bom membuat mereka meninggalkan rumah, karena takut. demi keselamatan mereka. “Itulah sebabnya saya melarikan diri ke sini. Mereka tidak bisa mengebom Thailand,” tambahnya.
Menteri Luar Negeri Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara akan mengunjungi Mae Sot, tepat di seberang Sungai Moei dari Myawaddy, untuk menilai masalah setelah junta Myanmar kehilangan lebih banyak wilayah dalam putaran pertempuran terakhir.
Juru bicara Junta Zaw Min Tun mengatakan kepada media Myanmar bahwa beberapa pasukannya telah menyerah karena mereka didampingi oleh keluarga mereka dan pembicaraan dengan Thailand untuk pemulangan mereka sedang berlangsung.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak tahun 2021, ketika militer yang berkuasa menggulingkan pemerintahan sipil terpilih, sehingga memicu protes luas yang ingin ditumpas dengan kekerasan brutal.
Kemarahan yang membara terhadap junta berubah menjadi gerakan perlawanan bersenjata berskala nasional yang kini semakin beroperasi melalui koordinasi dengan kelompok pemberontak etnis yang sudah mapan untuk menantang militer di sebagian besar negara Asia Tenggara.
Sekitar 200 personel militer Myanmar mundur pada hari Kamis ke sebuah jembatan yang menghubungkan ke Mae Sot setelah KNU mengatakan mereka telah menguasai Myawaddy.
Hilangnya kota tersebut merampas pendapatan penting junta, yang sudah bergulat dengan perekonomian yang sedang anjlok, dari perdagangan perbatasan sekaligus memperkuat kelompok pemberontak seperti Persatuan Nasional Karen (KNU) yang memimpin serangan terhadap Myawaddy.
“Saya takut dengan serangan udara,” kata Moe Moe Thet San, warga Myawaddy yang menyeberang ke Thailand bersama putranya, yang berusia sekitar lima tahun, dilansir Reuters.
“Bom menimbulkan suara yang sangat keras hingga mengguncang rumah saya,” tambah ibu berusia 39 tahun, salah satu dari mereka yang berkumpul di satu-satunya penyeberangan perbatasan yang beroperasi penuh di Mae Sot, yang mengatakan bahwa suara bom membuat mereka meninggalkan rumah, karena takut. demi keselamatan mereka. “Itulah sebabnya saya melarikan diri ke sini. Mereka tidak bisa mengebom Thailand,” tambahnya.
Menteri Luar Negeri Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara akan mengunjungi Mae Sot, tepat di seberang Sungai Moei dari Myawaddy, untuk menilai masalah setelah junta Myanmar kehilangan lebih banyak wilayah dalam putaran pertempuran terakhir.
Juru bicara Junta Zaw Min Tun mengatakan kepada media Myanmar bahwa beberapa pasukannya telah menyerah karena mereka didampingi oleh keluarga mereka dan pembicaraan dengan Thailand untuk pemulangan mereka sedang berlangsung.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak tahun 2021, ketika militer yang berkuasa menggulingkan pemerintahan sipil terpilih, sehingga memicu protes luas yang ingin ditumpas dengan kekerasan brutal.
Kemarahan yang membara terhadap junta berubah menjadi gerakan perlawanan bersenjata berskala nasional yang kini semakin beroperasi melalui koordinasi dengan kelompok pemberontak etnis yang sudah mapan untuk menantang militer di sebagian besar negara Asia Tenggara.
Sekitar 200 personel militer Myanmar mundur pada hari Kamis ke sebuah jembatan yang menghubungkan ke Mae Sot setelah KNU mengatakan mereka telah menguasai Myawaddy.