5 Fakta Tentara Arakan, Pemberontak Terkuat yang Perang Melawan Junta Myanmar

Kamis, 09 Mei 2024 - 14:15 WIB
loading...
5 Fakta Tentara Arakan, Pemberontak Terkuat yang Perang Melawan Junta Myanmar
Tentara Arakan mengeklaim telah menangkap ratusan tentara pemerintah dan merebut markas Komando Operasional Nomor 15 junta Myanmar di Buthidaung. Foto/Arakan Army Information Desk
A A A
JAKARTA - Tentara Arakan atau Arakan Army, kelompok pemberontak terkuat di Myanmar, baru-baru ini mengeklaim telah menangkap ratusan tentara pemerintah. Itu terjadi setelah mereka merebut markas Komando Operasional Nomor 15 di Buthidaung.

Selama beberapa bulan terakhir, Tentara Arakan telah mencapai kemajuan signifikan dalam perangnya melawan pasukan junta Myanmar yang dipimpin Jenderal Min Aung Hlaing. Setelah klaim penangkapan ratusan tentaranya muncul, pihak junta Myanmar belum bersedia berkomentar.

Fakta Tentara Arakan

1. Kelompok Etnis Bersenjata Terkuat di Myanmar


Tentara Arakan dikenal sebagai salah satu kelompok etnis bersenjata paling kuat di Myanmar. Menurut laporan AP, mereka juga disebut sebagai sayap militer gerakan etnis minoritas Rakhine yang terlatih dan dipersenjatai dengan baik.

Tentara Arakan mengeklaim ingin berjuang memulihkan kedaulatan masyarakat multi etnis Arakan di negara bagian Rakhine sebelah barat.



2. Berdiri pada 2009


Tentara Arakan didirikan pada 2009. Mengutip laman Stimson, salah satu tokoh pendirinya adalah Twan Mrat Naing.

Kelompok ini dibentuk di perbatasan Myanmar-China, tepatnya di negara bagian Kachin. Pendiriannya mendapat dukungan dari Kachin Independence Army (KIA).

3. Melawan Junta Myanmar


Tentara Arakan memiliki tujuan politik guna mendirikan “Bangsa Arakan”. Langkah yang ditempuh adalah dengan perjuangan pembebasan nasional dan pemulihan kedaulatan Arakan.

Tentara Arakan mulai intens terlibat perang dengan pasukan junta Myanmar di Rakhine utara sekitar tahun 2015. Dari 2018-2020, para analis bahkan menggambarkan pertempuran Tentara Arakan dan pasukan junta Myanmar sebagai “perang tersengit di Myanmar dalam beberapa dekade terakhir”.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1434 seconds (0.1#10.140)