Apa yang Membuat Mesir Merencanakan Perang Lawan Israel?
loading...
A
A
A
Menurut Dekel, melalui laporannya, dia telah membantah semua klaim di atas, dan menekankan Mesir merupakan ancaman keamanan bagi Israel dan terus mempersiapkan semacam perang di masa depan melawan negara kolonial tersebut.
“Bahkan jika penilaian saya terhadap niat perang Mesir pada dasarnya salah, dan Presiden Mesir Al-Sisi hanya berpikir baik tentang Israel, namun bagi saya tampaknya kurangnya persiapan tentara Israel dalam menghadapi potensi konfrontasi militer dengan Mesir sama saja dengan kelalaian kriminal,” ujar dia.
Pada tanggal 12 Februari 2024, Mesir mengeluarkan ancaman serius: jika militer Israel melancarkan operasi darat ke kota perbatasan Jalur Gaza, Rafah, maka perjanjian perdamaian dengan Israel dapat dihentikan.
Dua pejabat Mesir dan seorang diplomat Barat mengonfirmasi pernyataan ini. Serangan ke Rafah, yang dihuni oleh lebih dari 1,4 juta pengungsi Gaza, dapat menutup jalur utama pasokan bantuan.
Ancaman ini mencakup Perjanjian Camp David, yang selama hampir setengah abad menjadi landasan stabilitas regional.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan pengiriman pasukan Israel ke Rafah diperlukan demi memenangkan perang melawan Hamas.
Namun, lebih dari separuh penduduk Jalur Gaza telah mengungsi ke Rafah untuk menghindari pertempuran di daerah lain.
Mesir sendiri memiliki kekhawatiran atas banjir pengungsi dari Jalur Gaza. Kelompok-kelompok penyalur bantuan telah memperingatkan serangan Israel ke Rafah akan memperburuk situasi kemanusiaan di wilayah tersebut.
“Bahkan jika penilaian saya terhadap niat perang Mesir pada dasarnya salah, dan Presiden Mesir Al-Sisi hanya berpikir baik tentang Israel, namun bagi saya tampaknya kurangnya persiapan tentara Israel dalam menghadapi potensi konfrontasi militer dengan Mesir sama saja dengan kelalaian kriminal,” ujar dia.
4. Mesir Ancam Keluar dari Perjanjian Damai Camp David
Pada tanggal 12 Februari 2024, Mesir mengeluarkan ancaman serius: jika militer Israel melancarkan operasi darat ke kota perbatasan Jalur Gaza, Rafah, maka perjanjian perdamaian dengan Israel dapat dihentikan.
Dua pejabat Mesir dan seorang diplomat Barat mengonfirmasi pernyataan ini. Serangan ke Rafah, yang dihuni oleh lebih dari 1,4 juta pengungsi Gaza, dapat menutup jalur utama pasokan bantuan.
Ancaman ini mencakup Perjanjian Camp David, yang selama hampir setengah abad menjadi landasan stabilitas regional.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan pengiriman pasukan Israel ke Rafah diperlukan demi memenangkan perang melawan Hamas.
Namun, lebih dari separuh penduduk Jalur Gaza telah mengungsi ke Rafah untuk menghindari pertempuran di daerah lain.
Mesir sendiri memiliki kekhawatiran atas banjir pengungsi dari Jalur Gaza. Kelompok-kelompok penyalur bantuan telah memperingatkan serangan Israel ke Rafah akan memperburuk situasi kemanusiaan di wilayah tersebut.
(sya)