Apa yang Membuat Mesir Merencanakan Perang Lawan Israel?
loading...
A
A
A
KAIRO - Ketegangan meningkat di perbatasan Rafah saat Israel meningkatkan serangan terhadap para pengungsi Palestina di wilayah perbatasan Gaza dan Mesir itu.
Mesir pun telah meningkatkan kehadiran militer di dekat Rafah. Tak hanya itu, Mesir membangun tembok tinggi untuk mengantisipasi segala kemungkinan jika terjadi eksodus pengungsi Palestina dari Gaza ke wilayah Mesir.
Sejarah ketegangan antara Mesir dan Israel juga telah berakar lama. Pada tahun 1973, perang Yom Kippur menjadi titik balik ketika Mesir dan Suriah menyerang Israel selama perayaan Yom Kippur.
Mesir ingin merebut kembali Semenanjung Sinai, sementara Israel berusaha mendapatkan Dataran Tinggi Golan. Perang ini menimbulkan ketegangan yang berkepanjangan antara kedua negara.
Namun, pada tahun 1978, Perjanjian Camp David ditandatangani di bawah mediasi Amerika Serikat. Perjanjian ini mengakui hak Israel atas Sinai dan mengamankan perdamaian antara Mesir dan Israel.
Meskipun demikian, beberapa isu tetap sensitif, termasuk status Yerusalem dan hak warga Palestina. Isu ini kembali mencuat seiring genosida yang dilakukan Israel di Jalur Gaza.
Beberapa tanda menunjukkan bahwa Mesir sedang merencanakan perang melawan Israel.
Seorang pensiunan perwira senior di Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memperingatkan adanya peningkatan kekuatan militer tentara Mesir di Sinai sejak tahun 2004, dan terutama sejak tahun 2008.
Letnan Kolonel Eli Dekel, yang berspesialisasi dalam sistem infrastruktur di negara-negara Arab, menerbitkan laporan tentang ini di situs berita Nziv.
Dekel mulai meneliti laporannya, “Konsep perdamaian dengan Mesir yang belum dibahas” dan menyelidiki masalah ini enam tahun lalu, dan dia mencapai kesimpulan yang berbahaya.
Mesir pun telah meningkatkan kehadiran militer di dekat Rafah. Tak hanya itu, Mesir membangun tembok tinggi untuk mengantisipasi segala kemungkinan jika terjadi eksodus pengungsi Palestina dari Gaza ke wilayah Mesir.
Sejarah ketegangan antara Mesir dan Israel juga telah berakar lama. Pada tahun 1973, perang Yom Kippur menjadi titik balik ketika Mesir dan Suriah menyerang Israel selama perayaan Yom Kippur.
Mesir ingin merebut kembali Semenanjung Sinai, sementara Israel berusaha mendapatkan Dataran Tinggi Golan. Perang ini menimbulkan ketegangan yang berkepanjangan antara kedua negara.
Namun, pada tahun 1978, Perjanjian Camp David ditandatangani di bawah mediasi Amerika Serikat. Perjanjian ini mengakui hak Israel atas Sinai dan mengamankan perdamaian antara Mesir dan Israel.
Meskipun demikian, beberapa isu tetap sensitif, termasuk status Yerusalem dan hak warga Palestina. Isu ini kembali mencuat seiring genosida yang dilakukan Israel di Jalur Gaza.
Beberapa tanda menunjukkan bahwa Mesir sedang merencanakan perang melawan Israel.
1. Kekuatan Militer Mesir Meningkat di Sinai
Seorang pensiunan perwira senior di Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memperingatkan adanya peningkatan kekuatan militer tentara Mesir di Sinai sejak tahun 2004, dan terutama sejak tahun 2008.
Letnan Kolonel Eli Dekel, yang berspesialisasi dalam sistem infrastruktur di negara-negara Arab, menerbitkan laporan tentang ini di situs berita Nziv.
Dekel mulai meneliti laporannya, “Konsep perdamaian dengan Mesir yang belum dibahas” dan menyelidiki masalah ini enam tahun lalu, dan dia mencapai kesimpulan yang berbahaya.