Profil Terduga 15 Algojo Saudi yang Eksekusi Khashoggi

Rabu, 24 Oktober 2018 - 08:56 WIB
Profil Terduga 15 Algojo Saudi yang Eksekusi Khashoggi
Profil Terduga 15 Algojo Saudi yang Eksekusi Khashoggi
A A A
DUBAI - Arab Saudi telah menahan 18 orang dan memecat lima pejabat senior pemerintah sebagai bagian dari investigasi atas pembunuhan jurnalis pengkritik rezim Riyadh, Jamal Khashoggi.

Khashoggi, yang jadi kolumnis Washington Post, menghilang setelah memasuki Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober untuk mendapatkan dokumen perceraian dengan mantan istrinya karena akan menikahi perempuan Turki.

Arab Saudi awalnya membantah mengetahui nasibnya. Kemudian, pada hari Sabtu, jaksa penuntut umum mengatakan dia telah tewas dalam perkelahian di konsulat, sebuah penjelasan yang telah menarik skeptisisme internasional.

Sumber-sumber keamanan Turki mengatakan bahwa ketika Khashoggi memasuki konsulat, dia ditangkap oleh 15 agen intelijen Saudi yang terbang dengan dua jet hanya beberapa jam sebelumnya.

Seorang pejabat senior Saudi menegaskan kepada Reuters bahwa mereka termasuk di antara 18 warga Saudi yang ditahan, bersama dengan tiga tersangka lokal.

Menurut perjabat Saudi, Turki dan beberapa sumber yang berhubungan dekat dengan istana kerajaan, sebagian besar dari 15 tersebut bekerja di militer Saudi atau dinas keamanan dan intelijen, termasuk di istana kerajaan.

Surat kabar pro-pemerintah Turki, Sabah, menerbitkan apa yang dikatakannya foto para pria yang diambil dari rekaman kameraa pengawas di bandara, dua hotel yang mereka kunjungi sebentar, konsulat dan tempat tinggal konsul jenderal Saudi.

Berikut profil-profil di antar 15 orang yang diduga sebagai tim algojo Saudi yang mengeksekusi Khashoggi, sebagaimana dikutip Reuters, Rabu (24/10/2018).

Saud al-Qahtani
Saud al-Qahtani, 40, yang dipandang sebagai tangan kanan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS). Dia dicopot sebagai penasihat istana kerajaan dan merupakan tokoh dengan profil tertinggi yang terlibat dalam insiden pembunuhan Khashoggi.
Qahtani memasuki istana kerajaan di bawah pemerintahan almarhum Raja Abdullah. Dia menjadi terkenal sebagai orang kepercayaan di lingkaran rahasia Pangeran Mohammed.Menurut sejumlah sumber yang memiliki hubungan dengan pengadilan kerajaan, dia secara teratur berbicara atas nama putra mahkota MBS, dan telah memberikan perintah langsung kepada pejabat senior termasuk di aparat keamanan.
Bertugas untuk melawan pengaruh Qatar di media sosial, Qahtani menggunakan Twitter untuk menyerang kritik terhadap kerajaan pada umumnya dan Pangeran MBS pada khususnya. Dia juga menggunakan Twitter untuk menyerang kritikus dan menjalankan grup WhatsApp dengan anggota grup editor surat kabar lokal.

Menurut orang-orang yang dekat dengan Khashoggi dan pemerintah Saudi, Qahtani mencoba memancing Khashoggi kembali ke Arab Saudi setelah dia pindah ke Washington setahun lalu karena takut akan pembalasan atas pandangannya.

Pada Agustus 2017, Qahtani meminta 1,35 juta follower Twitter-nya untuk menandai akun daftar hitam untuk dipantau. Qahtani menulis; "Apakah Anda pikir saya membuat keputusan tanpa panduan? Saya seorang karyawan dan pelaksana setia dari perintah tuanku raja dan tuanku putra mahkota yang setia."

Pejabat senior Saudi mengatakan Qahtani telah memberi kuasa kepada salah satu bawahannya, Maher Mutreb, untuk melakukan apa yang dia katakan dimaksudkan untuk menjadi negosiasi bagi pemulangan Khashoggi ke kerajaan. Qahtani juga memasok Mutreb dengan informasi yang tidak ditentukan berdasarkan percakapan sebelumnya dengan Khashoggi.

Qahtani tidak menanggapi pertanyaan dari Reuters. Reuters tidak dapat mencapai Mutreb untuk komentar.

Maher Mutreb

Jenderal Maher Mutreb, seorang pembantu Qahtani untuk keamanan informasi, adalah pimpinan negosiator di dalam konsulat. Hal itu diungkap pejabat senior Saudi. Dia adalah seorang perwira intelijen senior dan bagian dari tim keamanan Pangeran MBS. Dia muncul dalam foto dengan putra mahkota pada kunjungan resmi tahun ini ke Amerika Serikat dan Eropa.

Menurut pejabat Saudi, Mutreb terpilih untuk operasi di Istanbul karena dia sudah tahu Khashoggi dari waktu mereka bekerja bersama di kedutaan Saudi di London.

"Dia tahu Jamal sangat baik dan dia adalah yang terbaik untuk meyakinkan dia untuk pulang," kata pejabat Saudi.

Menurut pejabat itu, Mutreb menerima Khashoggi di kantor Konsul Saudi sekitar pukul 13.25 siang. Dia mulai mendesaknya untuk pulang dan mengklaim dia dicari oleh Interpol.

Pejabat itu mengatakan Khashoggi mengatakan kepada Mutreb bahwa dia melanggar norma-norma diplomatik dan bertanya apakah Mutreb berencana untuk menculiknya. Mutreb, kata pejabat itu, mengatakan ya, dalam upaya nyata untuk mengintimidasi Khashoggi.

Surat kabar Sabah merilis foto Mutreb yang diambil dari kamera pengintai di konsulat. Foto menunjukkan Mutreb memasuki konsulat tiga jam sebelum Khashoggi, dan ada juga foto dirinya di luar kediaman Konsul Jenderal Saudi.

Kantor Kementerian Luar Negeri Inggris menegaskan bahwa Mutreb menjabat sebagai sekretaris pertama untuk suatu periode termasuk 2007.

Salah Tubaigy


Salah Tubaigy adalah seorang ahli forensik di departemen fakta pidana Kementerian Dalam Negeri Saudi. Data ini berdasarkan biografi yang di-posting online oleh Komisi Saudi untuk Spesialisasi Kesehatan.

Menurut pejabat Saudi, dalam operasi di Istanbul, dia seharusnya menghapus bukti seperti sidik jari atau bukti penggunaan kekerasan.

Tubaigy menghabiskan tiga bulan pada 2015 di Institut Kedokteran Forensik Victoria Australia untuk mengamati prosedur penyelidikan kematian dan belajar tentang penggunaan CT scan untuk insiden kematian massal. Hal itu disampaikan direktur institut, Noel Woodford kepada Reuters.

Foto-foto dari laporan tahunan institut tahun 2015, yang menyerupai tersangka pembunuh Khashoggi versi media Turki, menunjukkan Tubaigy mengenakan lulur medis, baju kerja dan sarung tangan karet di laboratorium. Dia secara terpisah mengobrol dengan rekan kerja.

Tubaigy tidak menanggapi konfirmasi via email yang dikirim oleh Reuters.

Saudi Society of Forensic Medicine mendaftarkannya sebagai anggota dewan. Ia meraih gelar master dalam kedokteran forensik dari Universitas Glasgow pada 2004. Juru bicara universitas menolak berkomentar.

Tubaigy berusia 47 tahun, menurut salinan paspor yang diberikan kepada media AS oleh pejabat Turki.

Ahmed al-Asiri

Ahmed al-Asiri, mantan wakil kepala Intelijen Umum, termasuk di antara mereka yang dipecat oleh Raja Salman. Ia bergabung dengan militer pada 2002. Dia sebelumnya juga menjadi juru bicara koalisi pimpinan Saudi yang ikut campur dalam perang sipil Yaman pada 2015.

Asiri diangkat sebagai wakil kepala intelijen oleh keputusan kerajaan pada April 2017. Reuters tidak dapat menjangkau Asiri untuk meminta komentar.

Moustafa al-Madani

Moustafa al-Madani memimpin upaya intelijen untuk tim 15 orang di Istanbul. Demikian diungkap pejabat senior Saudi.

Menurut pejabat itu, Madani mengenakan pakaian Khashoggi, kacamata, serta Apple Watch dan pergi melalui pintu belakang konsulat dalam upaya untuk membuatnya terlihat seperti Khashoggi telah keluar dari gedung konsulat.

Madani adalah pegawai pemerintah yang belajar di King Fahd University of Petroleum and Minerals di Provinsi Timur Arab Saudi. Data ini dirilis media Turki dengan mengutip profil Facebook dengan foto-foto yang menyerupai Madani.

Reuters tidak dapat menghubungi Madani untuk berkomentar. Para pejabat universitas juga tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.

Meshal Saad Albostani


Meshal Saad Albostani adalah letnan di Angkatan Udara Saudi dari kota pelabuhan Laut Merah Jeddah. Data ini bersumber dari profil Facebook-nya yang dirilis media Turki.

Pejabat senior Saudi mengatakan dia bertanggung jawab atas logistik tim Istanbul.

Menurut profil Facebook-nya, Albostani belajar di University of Louisville di Kentucky. Para pejabat universitas yang dihubungi oleh Reuters mengatakan mereka tidak dapat mengonfirmasi lulusan dari nama itu.

Profil LinkedIn yang cocok dengan nama dan fotonya mengatakan dia telah bertugas di angkatan udara sejak 2006.

Dia berusia 31 tahun berdasarkan salinan paspor yang diberikan kepada media AS oleh pejabat Turki.

Albostani tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar.

Anggota Lain dari Tim Algojo


Abdulaziz Mohammed al-Hawsawi adalah anggota tim keamanan yang melakukan perjalanan dengan Putra Mahkota Saudi MBS. Profilnya diulas New York Times yang mengutip seorang profesional Prancis yang telah bekerja dengan keluarga kerajaan. Menurut salinan paspor yang diberikan pejabat Turki, dia berusia 31 tahun. Reuters tidak bisa mendapatkan komentar Hawsawi.

Jenderal Rashad bin Hamed al-Hamadi dicopot sebagai direktur direktorat jenderal keamanan dan perlindungan di Presidensi Umum Intelijen.

Jenderal Abdullah bin Khaleef al-Shaya dicopot sebagai asisten kepala Intelijen Umum untuk sumber daya manusia.

Jenderal Muhammad Saleh al-Ramih dicopot sebagai asisten kepala Intelijen Umum untuk urusan intelijen.Ketiga jenderal tersebut tidak bisa dihubungi untuk dimintai komentar.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3525 seconds (0.1#10.140)