5 Fakta Rencana Al Qaeda Membunuh Bill Clinton yang Hampir Dilupakan Sejarah

Minggu, 24 Maret 2024 - 19:19 WIB
loading...
A A A
Kantor kepresidenan Filipina, Departemen Luar Negeri dan Kepolisian Nasional tidak menanggapi permintaan komentar.

Empat agen Dinas Rahasia yang berbicara kepada Reuters mencatat bahwa Ramzi Yousef - dalang serangan pertama World Trade Center yang terkait dengan Al Qaeda pada tahun 1993 dan keponakan dari arsitek 11 September Khalid Sheikh Mohammed yang pernah melatih militan Abu Sayyaf - berada di Manila beberapa hari sebelum kunjungan Clinton pada tahun 1994.

Yousef menjalani hukuman seumur hidup ditambah 240 tahun di penjara federal "supermax" di Colorado.

Sebuah memorandum FBI tentang wawancara pertamanya dengan Yousef setelah penangkapannya pada tahun 1995 mencatat bahwa dia mensurvei lokasi-lokasi di Manila yang menurut laporan media akan dikunjungi Clinton. Yousef "menunjukkan bahwa dia mempertimbangkan untuk menempatkan alat peledak rakitan di lokasi sepanjang rute iring-iringan mobil," katanya.

Yousef akhirnya menyimpulkan bahwa pengamanan terlalu ketat dan waktu untuk melakukan serangan tidak mencukupi, kata memo itu.

Tiga agen Dinas Rahasia mengatakan mereka yakin bahwa Yousef malah sedang mempersiapkan serangan tahun 1996, dengan menunjukkan bahwa tanggal KTT APEC diketahui pada akhir tahun 1994.

“Saya tahu dia (Yousef) adalah tim yang maju,” kata Glod, mengutip keakrabannya dengan laporan intelijen.

Pengacara Yousef, Bernard Kleinman, mengatakan kepada Reuters bahwa meskipun "dapat dibayangkan" bahwa Yousef berada di Manila pada tahun 1994 untuk memulai rencana yang gagal melawan Clinton pada tahun 1996, ia ragu bahwa ia akan melakukan hal tersebut, dan menggambarkan kliennya sebagai seorang pembual yang membuat "dirinya jauh lebih besar." daripada yang sebenarnya terjadi."

Ancaman yang ditimbulkan oleh Al Qaeda dan Yousef hanyalah salah satu elemen meresahkan yang dihadapi tim keamanan terdepan Dinas Rahasia, kenang ketiga agen tersebut.

Filipina sedang memerangi pemberontakan komunis dan Islam. Polisi menemukan sebuah bom di bandara Manila dan satu lagi di pusat konferensi puncak di Subic Bay beberapa hari sebelum kedatangan keluarga Clinton. Departemen Luar Negeri AS memperingatkan adanya ancaman terhadap diplomat Amerika di Manila sehari sebelum Pasangan Pertama terbang.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1570 seconds (0.1#10.140)