Profil Asif Ali Zardari, Presiden Pakistan yang Pernah Beberapa Kali Keluar Masuk Penjara karena Korupsi

Selasa, 12 Maret 2024 - 16:30 WIB
loading...
Profil Asif Ali Zardari,...
Presiden Pakistan Asif Ali Zardari yang baru terpilih. Foto/REUTERS
A A A
ISLAMABAD - Asif Ali Zardari kembali terpilih menjadi Presiden Pakistan setelah sebelumnya sempat memimpin negara tersebut pada periode 2008-2013.

Asif Ali Zardari yang merupakan ketua Partai Rakyat Pakistan ini didukung koalisi yang berkuasa dalam pemungutan suara di parlemen dan majelis regional.

Membuatnya berhasil mendapat 411 suara, sementara lawannya, Mehmood Khan Achakzai, yang didukung partai mantan Perdana Menteri Imran Khan yang dipenjara, hanya memperoleh 181 suara berdasar informasi dari Al Jazeera.

Komisi Pemilihan Umum Pakistan sendiri telah mengumumkan kemenangan Zardari pada Sabtu (9/3/2024) setelah penghitungan suara oleh anggota parlemen nasional, anggota parlemen provinsi dan senator.

Profil Asif Ali Zardari


Dilansir dari Britannica, Asif Ali Zardari lahir pada 26 Juli 1955, di Karachi, Pakistan. Dalam riwayat pendidikannya, dia sempat belajar di Sekolah Saint Patrick di Karachi dan kemudian belajar bisnis di London.

Ketika masih muda, Zardari lebih fokus bermain polo ketimbang masuk ke dunia politik meski merupakan anak dari seorang pengusaha dan politisi terkenal, Hakim Ali Zardari.

Hingga pada tahun 1987 dirinya menikahi putri mantan presiden dan perdana menteri Zulfikar Ali Bhutto. Sayangnya pada tahun 1990 keluarganya harus terkena skandal kasus korupsi.

Hal itu membuat Zardari masuk penjara di tahun 1990 dan baru bebas di tahun 1993. Setelah itu, Zardari secara agresif berusaha menguasai PPP, namun ia semakin mendapat kritik dari lawan-lawannya di dalam dan di luar partai.

Terlebih Zardari sangat terlibat dalam perseteruan keluarga Bhutto yang dipimpin saudara laki-laki Bhutto yang melahirkan konflik antara Zardari dan Murtaza mengenai kepemimpinan klan Bhutto di PPP.

Persaingan Murtaza-Zardari tiba-tiba berakhir pada tanggal 20 September 1996, ketika Murtaza ditembak dan dibunuh oleh polisi.

Sedangkan Zadari kala itu harus ditangkap kembali atas tuduhan kasus korupsi dan pencucian uang serta membuatnya harus mendekam dalam jeruji besi dari 1997 hingga 2004.

Setelah kematian Bhutto pada bulan Desember 2007, Zardari mengambil alih kendali PPP dan mengangkat putranya yang masih kuliah, Bilawal Bhutto Zardari, sebagai ketua nominal.

Dalam pemilihan parlemen bulan Februari 2008, PPP memperoleh sepertiga dari kursi yang tersedia, sementara partai mantan perdana menteri Nawaz Sharif memenangkan seperempat kursi.

Hal tersebut membuatnya dengan mudah memenangkan pemilihan presiden dan berkuasa dari tahun 2008 hingga 2013.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1642 seconds (0.1#10.140)