Rusia dan NATO Ribut soal Seruan Paus Fransiskus agar Ukraina Kibarkan Bendera Putih
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia dan NATO berselisih terkait seruan Paus Fransiskus agar Ukraina "berani mengibarkan bendera putih" dan melakukan negosiasi dengan Moskow.
Rusia mengatakan seruan Paus Fransiskus cukup dapat dimengerti. Namun, pimpinan NATO bersikeras bahwa sekarang bukan waktunya bagi Ukraina untuk berbicara tentang “menyerah”.
Kementerian Luar Negeri Ukraina memanggil utusan Vatikan di Kyiv, yang dikenal sebagai papal nuncio (nuncio kepausan), untuk menyatakan kekecewaannya terhadap komentar Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus, dalam sebuah wawancara dengan media yang direkam bulan lalu, mengatakan bahwa Ukraina harus memiliki “keberanian mengibarkan bendera putih” untuk merundingkan diakhirinya konflik.
"Komentar Paus melegalkan hak kekuasaan dan mendorong pengabaian lebih lanjut terhadap norma-norma hukum internasional," kecam Kementerian Luar Negeri Ukraina, seperti dikutip Reuters, Selasa (12/3/2024).
Ketika negara-negara Barat bergulat dengan cara mendukung Ukraina dan prospek perubahan tajam dalam kebijakan Amerika Serikat (AS) jika Donald Trump memenangkan pemilihan presiden pada bulan November, Presiden Rusia Vladimir Putin pada dasarnya menawarkan untuk membekukan medan perang di sepanjang garis depan mereka saat ini, sebuah premis yang ditolak oleh Ukraina.
“Sangat dapat dimengerti bahwa dia (Paus Fransiskus) mendukung negosiasi,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
Dia mengatakan Presiden Putin telah berulang kali mengatakan Rusia terbuka untuk perundingan damai.
“Sayangnya, baik pernyataan Paus maupun pernyataan berulang-ulang dari pihak lain, termasuk pernyataan kami, baru-baru ini mendapat penolakan yang sangat keras,” kata Peskov.
Rusia mengatakan seruan Paus Fransiskus cukup dapat dimengerti. Namun, pimpinan NATO bersikeras bahwa sekarang bukan waktunya bagi Ukraina untuk berbicara tentang “menyerah”.
Kementerian Luar Negeri Ukraina memanggil utusan Vatikan di Kyiv, yang dikenal sebagai papal nuncio (nuncio kepausan), untuk menyatakan kekecewaannya terhadap komentar Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus, dalam sebuah wawancara dengan media yang direkam bulan lalu, mengatakan bahwa Ukraina harus memiliki “keberanian mengibarkan bendera putih” untuk merundingkan diakhirinya konflik.
"Komentar Paus melegalkan hak kekuasaan dan mendorong pengabaian lebih lanjut terhadap norma-norma hukum internasional," kecam Kementerian Luar Negeri Ukraina, seperti dikutip Reuters, Selasa (12/3/2024).
Ketika negara-negara Barat bergulat dengan cara mendukung Ukraina dan prospek perubahan tajam dalam kebijakan Amerika Serikat (AS) jika Donald Trump memenangkan pemilihan presiden pada bulan November, Presiden Rusia Vladimir Putin pada dasarnya menawarkan untuk membekukan medan perang di sepanjang garis depan mereka saat ini, sebuah premis yang ditolak oleh Ukraina.
“Sangat dapat dimengerti bahwa dia (Paus Fransiskus) mendukung negosiasi,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
Dia mengatakan Presiden Putin telah berulang kali mengatakan Rusia terbuka untuk perundingan damai.
“Sayangnya, baik pernyataan Paus maupun pernyataan berulang-ulang dari pihak lain, termasuk pernyataan kami, baru-baru ini mendapat penolakan yang sangat keras,” kata Peskov.