Siapa yang Akan Dipilih Donald Trump sebagai Calon Wakil Presidennya?

Minggu, 25 Februari 2024 - 16:11 WIB
loading...
A A A
Dia juga muncul sebagai pembela utama saingannya di kubu Partai Republik, dengan menyebutnya sebagai "presiden terbaik abad ke-21" dan berjanji akan memaafkannya jika dia terbukti bersalah dalam persidangan pidana mendatang.

Pria keturunan India-Amerika berusia 38 tahun ini menarik perhatian dan kontroversi dalam kampanyenya, namun setelah mengalahkan politisi yang lebih mapan, ia berada di urutan keempat dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik yang pertama di Iowa.

Segera mengundurkan diri setelah hasil tersebut, Ramaswamy memberikan dukungan penuhnya kepada Trump, dan mengatakan kepada para pendukungnya bahwa "harus ada kandidat 'America First' di Gedung Putih".

5. Byron Donalds

Byron Donalds, 45, adalah salah satu wajah baru di kancah nasional dan telah membantu meningkatkan profil konservatisme kulit hitam.

Lahir di New York dari seorang ibu tunggal, Donalds bekerja di perbankan, asuransi dan keuangan sebelum memasuki politik lokal di Florida pada tahun 2012.

Setelah empat tahun di Dewan Perwakilan Rakyat Florida, ia menjabat sejak tahun 2020 di DPR AS, mewakili sayap kanan keras partainya di Washington.

Ketika ditanya pada bulan November apakah dia akan menerima peran wakil presiden pada masa jabatan Trump yang kedua, anggota kongres tersebut berkata: "Maksud saya, siapa yang tidak mau?"


6. Tulsi Gabbard

Siapa yang Akan Dipilih Donald Trump sebagai Calon Wakil Presidennya?

Foto/Reuters

Sebagai anggota Kongres AS pertama yang beragama Hindu, mantan anggota kongres Hawaii Tulsi Gabbard mungkin merupakan kuda hitam terbesar dalam daftar calon Trump.

Satu dekade yang lalu, veteran Perang Irak dan tentara cadangan AS menjabat sebagai wakil ketua Komite Nasional Demokrat – sebelum mengundurkan diri untuk mendukung kampanye presiden Bernie Sanders pada tahun 2016.

Masa jabatannya di Kongres, dari tahun 2013 hingga 2021, ditandai dengan seringnya kritik terhadap pemerintahan Obama dan intervensi militer AS, termasuk keputusan kontroversial untuk bertemu dengan pemimpin Suriah Bashar al-Assad.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0977 seconds (0.1#10.140)