4 Kekalahan Terburuk AS dalam Perang, 2 di Antaranya di Asia Tenggara

Kamis, 22 Februari 2024 - 14:56 WIB
loading...
A A A
Perang Korea mempertemukan kekuatan komunis Korea Utara yang dibantu Uni Soviet dan China melawan Korea Selatan yang didukung pasukan PBB pimpinan Amerika Serikat. Perang ini tercatat menjadi salah satu yang paling mematikan dalam sejarah.

Meski berada sebagai pihak pendukung Korea Selatan, AS harus kehilangan banyak tentara. Mayoritas dari mereka tewas akibat pertempuran.

Secara keseluruhan, Perang Korea menyebabkan 5 juta orang (tentara dan warga sipil) menjadi korban jiwa. Mengutip data Statista, ada sekitar 36.000 di antaranya yang ternyata adalah tentara AS.

3. Pertempuran Filipina 1941-1942


Biasa dikenal juga sebagai Philippines Campaign, momen ini terjadi ketika Jepang melakukan invasi terhadap wilayah Amerika Serikat di Filipina. Penaklukan Jepang ini menjadi salah satu bencana militer terburuk dalam sejarah AS.

Mengutip War History Online, Jepang memiliki ambisi untuk menciptakan wilayah kekuasaan yang besar di Asia. Dalam hal ini, Filipina yang waktu itu berada dalam penguasaan AS menjadi sasaran karena lokasinya strategis.

Pada 8 Desember 1941, Jepang melalui Formosa (Taiwan) mulai melancarkan aksinya. Tentara AS yang kalah pengalaman dipukul mundur. Sekitar sebulan berikutnya, Jepang sudah menguasai sebagian besar Luzon, Filipina bagian utara.

Tercatat, selama konflik 1941-1942, lebih dari 20.000 orang Amerika dan sekutunya menjadi korban. Sempat menarik diri setelah kekalahan, Jenderal MacArthur memenuhi janjinya untuk kembali dan berhasil memulihkan kehormatan AS pada 1944.

4. Invasi Bay of Pigs


The Bay of Pigs Invasion terjadi pada 1961. Peristiwa ini merupakan aksi serangan gagal CIA di era pemerintahan Kennedy untuk menggulingkan Fidel Castro di Kuba.

Sayangnya, invasi yang telah direncanakan menjadi bencana. Seluruh gerakan dan strategis AS terbaca oleh Castro.

Mengutip History, pasukan Castro akhirnya menangkap para penyusup. Sekitar 114 di antaranya terbunuh dan lebih dari 1.000 lainnya ditawan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1240 seconds (0.1#10.140)