Iran Bakal Hindari Perang dengan AS Meski Retorikanya Pedas, Ini Alasan Logisnya
loading...
A
A
A
Meskipun mengalami kerugian yang signifikan, rezim ini memprioritaskan stabilitas daripada pembalasan yang lebih kuat.
Serangan pesawat tak berawak baru-baru ini di Yordania bisa dibilang merupakan upaya terdekat Iran dalam memenuhi janjinya untuk membalas dendam atas kematian Soleimani.
Perang AS-Iran akan membawa dampak buruk bagi kedua belah pihak dan seluruh Timur Tengah. Namun, dampak yang diperkirakan akan lebih besar terjadi pada Iran, mengingat keterbatasan militernya.
“Iran tidak menginginkan perang langsung dengan Amerika Serikat. Hal ini karena Teheran tahu mereka akan kalah karena kekuatan militer konvensionalnya tidak sebanding dengan kekuatan AS,” kata Brodsky.
Pada hari Selasa, Kataib Hezbollah (KH), sebuah milisi Irak yang didukung oleh Iran, mengatakan akan menghentikan serangannya terhadap pasukan AS, hanya beberapa jam setelah Washington berjanji untuk menanggapi serangan pesawat tak berawak di Yordania.
Pentagon mengatakan serangan itu memiliki “jejak” KH sebelum Gedung Putih mengatakan “Perlawanan Islam di Irak” bertanggung jawab.
Fathollah-Nejad mengatakan, pengumuman KH menggambarkan kegelisahan Iran terhadap potensi tindakan pembalasan AS terhadap posisi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran di kawasan.
“Pengumuman KH memungkinkan Iran untuk melanjutkan manuver ‘penyangkalan yang masuk akal’ yang sering dilakukan ketika menyangkut tindakan proksi regionalnya,” kata Fathollah-Nejad kepada Al Arabiya English.
Faktor lain yang menyebabkan keengganan Iran untuk berperang adalah usia Pemimpin Tertinggi Khamenei yang sudah lanjut yaitu 84 tahun.
Perencanaan suksesi telah menjadi salah satu prioritas utama Khamenei selama beberapa tahun terakhir. Pemimpin tertinggi tersebut berupaya mengonsolidasikan kekuasaan di antara mereka yang secara ideologis bersekutu dengannya.
Serangan pesawat tak berawak baru-baru ini di Yordania bisa dibilang merupakan upaya terdekat Iran dalam memenuhi janjinya untuk membalas dendam atas kematian Soleimani.
Perang AS-Iran Akan Sangat Menghancurkan
Perang AS-Iran akan membawa dampak buruk bagi kedua belah pihak dan seluruh Timur Tengah. Namun, dampak yang diperkirakan akan lebih besar terjadi pada Iran, mengingat keterbatasan militernya.
“Iran tidak menginginkan perang langsung dengan Amerika Serikat. Hal ini karena Teheran tahu mereka akan kalah karena kekuatan militer konvensionalnya tidak sebanding dengan kekuatan AS,” kata Brodsky.
Pada hari Selasa, Kataib Hezbollah (KH), sebuah milisi Irak yang didukung oleh Iran, mengatakan akan menghentikan serangannya terhadap pasukan AS, hanya beberapa jam setelah Washington berjanji untuk menanggapi serangan pesawat tak berawak di Yordania.
Pentagon mengatakan serangan itu memiliki “jejak” KH sebelum Gedung Putih mengatakan “Perlawanan Islam di Irak” bertanggung jawab.
Fathollah-Nejad mengatakan, pengumuman KH menggambarkan kegelisahan Iran terhadap potensi tindakan pembalasan AS terhadap posisi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran di kawasan.
“Pengumuman KH memungkinkan Iran untuk melanjutkan manuver ‘penyangkalan yang masuk akal’ yang sering dilakukan ketika menyangkut tindakan proksi regionalnya,” kata Fathollah-Nejad kepada Al Arabiya English.
Faktor Politik Dalam Negeri Iran
Faktor lain yang menyebabkan keengganan Iran untuk berperang adalah usia Pemimpin Tertinggi Khamenei yang sudah lanjut yaitu 84 tahun.
Perencanaan suksesi telah menjadi salah satu prioritas utama Khamenei selama beberapa tahun terakhir. Pemimpin tertinggi tersebut berupaya mengonsolidasikan kekuasaan di antara mereka yang secara ideologis bersekutu dengannya.