Putus Asa Gagal Bunuh Pemimpin Hamas, Tentara Israel Kepung Khan Younis di Gaza
loading...
A
A
A
Dalam beberapa hari mereka dikatakan telah mencapai "jantung" Khan Younis, tempat ratusan ribu orang yang melarikan diri dari wilayah utara berlindung.
Namun pasukan tersebut menghadapi perlawanan sengit dari Brigade Khan Younis pimpinan Hamas. Kelompok ini dianggap sebagai salah satu dari dua kelompok terkuat di kelompok tersebut, yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Israel, Inggris, dan negara-negara lain.
Operasi Israel telah diperluas dan diintensifkan dalam beberapa hari terakhir, dengan puluhan orang dilaporkan tewas dalam serangan udara dan artileri pada hari Senin saja ketika tank-tank bergerak ke arah barat dan pusat kota.
Pada hari Selasa, IDF mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa selama beberapa hari terakhir pasukannya telah "melakukan operasi besar-besaran di mana mereka mengepung Khan Yunis dan memperdalam operasi di daerah tersebut".
"Pasukan tersebut terlibat dalam pertempuran jarak dekat, mengarahkan serangan [udara], dan menggunakan intelijen untuk mengoordinasikan tembakan, sehingga berhasil memusnahkan puluhan pejuang,” demikian keterangan IDF.
IDF juga memerintahkan penduduk Khan Younis bagian barat untuk segera pindah ke daerah al-Mawasi, di pantai Mediterania, demi keselamatan mereka sendiri.
Namun, beberapa saksi mata mengatakan tank-tank tersebut telah memblokir jalan menuju ke sana, mencegah mereka bergabung dengan sekitar jutaan orang yang saat ini berlindung di selatan Rafah, di perbatasan dengan Mesir.
“Saya mencoba berangkat ke Rafah namun tank-tank tersebut kini berada sangat dekat dengan pantai dan menembak ke arah barat,” ujar Shaban, seorang insinyur listrik dengan empat anak, mengatakan kepada kantor berita Reuters.
Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan mereka sangat prihatin dengan laporan serangan terhadap rumah sakit di Khan Younis.
Pada hari Selasa, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan seorang warga sipil telah terbunuh oleh pesawat tak berawak Israel di pintu masuk Rumah Sakit Al-Amal, yang dikelolanya, dan yang lainnya terluka ketika peluru menghantam markas besarnya di dekatnya.
Namun pasukan tersebut menghadapi perlawanan sengit dari Brigade Khan Younis pimpinan Hamas. Kelompok ini dianggap sebagai salah satu dari dua kelompok terkuat di kelompok tersebut, yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Israel, Inggris, dan negara-negara lain.
Operasi Israel telah diperluas dan diintensifkan dalam beberapa hari terakhir, dengan puluhan orang dilaporkan tewas dalam serangan udara dan artileri pada hari Senin saja ketika tank-tank bergerak ke arah barat dan pusat kota.
Pada hari Selasa, IDF mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa selama beberapa hari terakhir pasukannya telah "melakukan operasi besar-besaran di mana mereka mengepung Khan Yunis dan memperdalam operasi di daerah tersebut".
"Pasukan tersebut terlibat dalam pertempuran jarak dekat, mengarahkan serangan [udara], dan menggunakan intelijen untuk mengoordinasikan tembakan, sehingga berhasil memusnahkan puluhan pejuang,” demikian keterangan IDF.
IDF juga memerintahkan penduduk Khan Younis bagian barat untuk segera pindah ke daerah al-Mawasi, di pantai Mediterania, demi keselamatan mereka sendiri.
Namun, beberapa saksi mata mengatakan tank-tank tersebut telah memblokir jalan menuju ke sana, mencegah mereka bergabung dengan sekitar jutaan orang yang saat ini berlindung di selatan Rafah, di perbatasan dengan Mesir.
“Saya mencoba berangkat ke Rafah namun tank-tank tersebut kini berada sangat dekat dengan pantai dan menembak ke arah barat,” ujar Shaban, seorang insinyur listrik dengan empat anak, mengatakan kepada kantor berita Reuters.
Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan mereka sangat prihatin dengan laporan serangan terhadap rumah sakit di Khan Younis.
Pada hari Selasa, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan seorang warga sipil telah terbunuh oleh pesawat tak berawak Israel di pintu masuk Rumah Sakit Al-Amal, yang dikelolanya, dan yang lainnya terluka ketika peluru menghantam markas besarnya di dekatnya.