Israel Habisi Para Jenderal Iran di Suriah Picu Olok-olokan, Peran S-400 Rusia Dipertanyakan

Senin, 22 Januari 2024 - 11:58 WIB
loading...
Israel Habisi Para Jenderal Iran di Suriah Picu Olok-olokan, Peran S-400 Rusia Dipertanyakan
Para warga Iran yang membangkang mengolok-olok pembunuhan para jenderal IRGC di Suriah dengan menggambarkannya sebagai hidangan daging. Foto/via Iran International
A A A
TEHERAN - Rentetan serangan udara Israel di Suriah yang menewaskan beberapa jenderal Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran memicu olok-olokan dari para warga pembangkang.

Para pembangkang ramai-ramai mengunggah foto "kotlet" atau "cutlet"—hidangan potongan daging—di media sosial untuk menggambarkan para perwira IRGC yang terbunuh.

Mengutip Iran International, Senin (22/1/2024), olok-olokan dimulai dengan pembunuhan yang ditargetkan terhadap mantan komandan Pasukan Quds IRGC Jenderal Qasem Soleimani, yang tubuhnya termutilasi oleh serangan pesawat tak berawak AS pada tahun 2020 sehingga para pembangkang menggambarkannya sebagai “cutlet", hidangan populer seperti burger yang terbuat dari daging giling dan kentang.



Para penentang rezim Iran merayakan peringatan kematian Jenderal Soleimani sebagai "Cutlet Day" di berbagai platform media sosial, sebuah aksi protes simbolis yang telah menyebabkan beberapa orang ditangkap.

Pada hari Sabtu, IRGC mengonfirmasi bahwa empat personelnya tewas dalam serangan udara Israel terhadap sebuah bangunan di lingkungan Mazzeh di Damaskus, Suriah. Perwira IRGC kelima kemudian meninggal karena luka-lukanya dan meninggal.

Di antara korban tewas adalah Brigadir Jenderal Hojatollah Omidvar, juga dikenal sebagai Haj Sadegh dan Yousef Omidzadeh, yang menjabat sebagai kepala unit intelijen Pasukan Quds RGC di Suriah.

Menurut media pemerintah Iran, wakil Omidvar juga tewas dalam serangan itu.

Pada 25 Desember 2023, serangan udara Israel lainnya menargetkan dan membunuh jenderal penting IRGC Iran lainnya, Razi Mousavi, di kediamannya dekat Damaskus.

Selain itu, beberapa komandan militer tingkat tinggi milisi yang didukung Iran—seperti Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon, dan Harakat Hizbullah al-Nujaba di Irak—tewas.

Pada hari Minggu, tiga anggota IRGC lainnya tewas dalam serangan pimpinan AS terhadap kelompok pemberontak Houthi di Yaman.

Selain merayakan “Cutlet Season" dan menyindir tentang menu yang lebih beragam dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, foto yang banyak beredar adalah Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei dikelilingi dengan potongan daging, bukan sekelompok orang terdekatnya.

Posting-an lain yang dibagikan secara luas adalah jadwal mingguan simbolis Pemimpin Tertinggi, yang sebagian besar minggunya dihabiskan untuk doa pemakaman para jenderal IRGC yang terbunuh.

Harian garis keras Farhikhtegan telah menerbitkan daftar penasihat militer senior IRGC yang terbunuh sejak tahun 2015 di Suriah, mengeklaim bahwa delapan dari total 20 orang telah terbunuh sejak Hamas yang didukung Iran memulai perang melawan Israel pada 7 Oktober 2023.

Daftar tersebut mungkin mengabaikan orang-orang kelas menengah karena ini hanya berkaitan dengan tujuh serangan sementara Israel dilaporkan telah melancarkan sekitar 600 serangan udara sejak April 2017.

Peran Sistem Rudal S-400 Rusia Dipertanyakan


Meningkatnya korban jiwa di kalangan anggota IRGC juga menimbulkan spekulasi bahwa Israel mungkin telah diberi tahu tentang keberadaan target tersebut oleh Rusia.

Situs web Centrist Aftab News di Teheran memuat artikel pada hari Minggu—berjudul “The coordination between Israel and Russia in Syria is not very hidden [Koordinasi antara Israel dan Rusia di Suriah tidak terlalu tersembunyi]”—mengutip beberapa pejabat dan aktivis Iran yang menyebutkan dugaan koordinasi tersebut.

Anggota Parlemen Iran Mohammad Esmail Kowsari, yang merupakan mantan komandan IRGC, mengatakan: “Mata-mata di Damaskus harus ditangkap.”

Berbicara kepada Presiden Ebrahim Raisi, jurnalis Alireza Mostafa mengatakan: “Tolong tanyakan kepada Presiden Vladimir Putin mengapa sistem pertahanan udara S-400 Rusia tidak pernah diaktifkan di Suriah untuk melindungi kepentingan Iran? Bukankah Rusia adalah sekutu strategis Iran?”

Menurut komentator konservatif Sadegh Hosseini, “Sejak meningkatnya dan terkonsolidasinya kehadiran Rusia di Suriah, kita telah menyaksikan peningkatan serangan udara Israel terhadap pasukan Iran. Pembunuhan baru-baru ini di Suriah menggarisbawahi perlunya penilaian ulang terhadap hubungan Iran-Rusia di Suriah.”
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1024 seconds (0.1#10.140)