7 Tantangan Militer Korea Selatan jika Berperang Melawan Korea Utara pada 2024
loading...
A
A
A
Penggunaan drone dan senjata berteknologi tinggi oleh Ukraina yang dipasok oleh mitra-mitra Barat telah menimbulkan dampak mematikan pada jumlah pasukan Moskow yang lebih besar.
Korea Selatan telah menekankan pada pengintegrasian teknologi baru ke dalam unit tempurnya.
Kementerian Pertahanan tahun lalu menyatakan akan melakukan transisi bertahap ke sistem tempur tim berawak-tak berawak (MUM-T) berbasis AI, dan memperkenalkan brigade TIGER Angkatan Darat – yang disebut “unit masa depan” – yang memanfaatkan tenaga kerja dan pasukan. peralatan tak berawak untuk menjalankan misi.
Korea Selatan juga telah mengembangkan peralatan militer tak berawak, termasuk kendaraan udara tak berawak ketinggian menengah (MUAV) dan kendaraan bawah air tak berawak (UUV).
Foto/Reuters
Namun Chun, mantan jenderal Korea Selatan, mengatakan teknologi bukanlah obat mujarab.
Misalnya, dibutuhkan tenaga kerja untuk merebut dan mempertahankan suatu wilayah. Dan dibutuhkan orang-orang yang terlatih dan terdidik untuk menjalankan dan mengawasi sistem kecerdasan buatan (AI) di medan perang.
“Itu tidak akan cukup, dan tidak peduli bagaimana kita mencoba,” kata Chun tentang teknologi. “Ini akan membantu, tapi tidak akan menyelesaikan masalah kekurangan sumber daya manusia.”
Baik dia maupun Choi mempunyai gagasan mengenai cara memaksimalkan kekuatan militer yang lebih kecil.
Pertama, pengaruh sistem wajib militer dan komponen cadangan yang dihasilkannya, kata Chun.
“Kita perlu mengubah sistem mobilisasi kita, sehingga kita dapat memanfaatkan sejumlah besar populasi cadangan yang kita miliki,” kata Chun.
Foto/Reuters
Korea Selatan telah menekankan pada pengintegrasian teknologi baru ke dalam unit tempurnya.
Kementerian Pertahanan tahun lalu menyatakan akan melakukan transisi bertahap ke sistem tempur tim berawak-tak berawak (MUM-T) berbasis AI, dan memperkenalkan brigade TIGER Angkatan Darat – yang disebut “unit masa depan” – yang memanfaatkan tenaga kerja dan pasukan. peralatan tak berawak untuk menjalankan misi.
Korea Selatan juga telah mengembangkan peralatan militer tak berawak, termasuk kendaraan udara tak berawak ketinggian menengah (MUAV) dan kendaraan bawah air tak berawak (UUV).
5. Teknoligo Tetap Utama, tapi Prajurit Adalah Segalanya
Foto/Reuters
Namun Chun, mantan jenderal Korea Selatan, mengatakan teknologi bukanlah obat mujarab.
Misalnya, dibutuhkan tenaga kerja untuk merebut dan mempertahankan suatu wilayah. Dan dibutuhkan orang-orang yang terlatih dan terdidik untuk menjalankan dan mengawasi sistem kecerdasan buatan (AI) di medan perang.
“Itu tidak akan cukup, dan tidak peduli bagaimana kita mencoba,” kata Chun tentang teknologi. “Ini akan membantu, tapi tidak akan menyelesaikan masalah kekurangan sumber daya manusia.”
Baik dia maupun Choi mempunyai gagasan mengenai cara memaksimalkan kekuatan militer yang lebih kecil.
Pertama, pengaruh sistem wajib militer dan komponen cadangan yang dihasilkannya, kata Chun.
“Kita perlu mengubah sistem mobilisasi kita, sehingga kita dapat memanfaatkan sejumlah besar populasi cadangan yang kita miliki,” kata Chun.
6. Mereformasi Wajib Militer
Foto/Reuters