Drone Siluman Terbaru Turki Terbang Perdana, Tegaskan Ambisi Industri Pertahanan
loading...
A
A
A
Ruang penyimpanan internalnya dapat membawa 1.400 pon senjata, sementara gabungan stasiun sayap dalam dan luarnya akan mampu mengangkat lebih dari 3.200 pon.
Pesawat yang dikendalikan dari jarak jauh ini dapat menggunakan sejumlah senjata termasuk bom Mk 82 seberat 500 pon yang diproduksi Amerika Serikat (AS) dan rudal SOM-J Turki, yang memiliki jangkauan 170 mil.
Drone itu kemungkinan akan digunakan untuk tujuan serangan dan pengawasan, peperangan elektronik, dan pelumpuhan pertahanan udara musuh.
Negara ini juga memproduksi pesawat tempur siluman berawak TF-X, yang dapat digunakan bersama dengan ANKA-3.
Turki tampaknya berkonsentrasi membangun kekuatan militernya dengan berbagai jenis dan jumlah kendaraan yang mumpuni, yang mungkin akan diekspor oleh negara tersebut.
Pendekatan ini mewakili perbedaan filosofis dari Amerika Serikat yang semakin berfokus pada sejumlah kecil kendaraan dengan kemampuan terbaik.
Dalam wawancara baru-baru ini dengan Sputnik, analis geopolitik dan mantan Marinir AS Brian Berletic mencatat Rusia sedang berkonsentrasi pada kuantitas, memproduksi sejumlah besar peluru, pesawat terbang, dan kendaraan lain seiring kemampuan produksinya yang meningkat pesat di tengah konflik di Ukraina timur.
Turki juga berharap membeli 40 jet tempur F-16 dari Amerika Serikat, dan isu tersebut baru-baru ini diangkat saat berbicara dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Sebagai alternatif, Turki telah menjajaki pembelian pesawat Eurofighter Typhoon dari anggota NATO lainnya, meskipun potensi kesepakatan apa pun sejauh ini mendapat tentangan dari Jerman.
Pesawat yang dikendalikan dari jarak jauh ini dapat menggunakan sejumlah senjata termasuk bom Mk 82 seberat 500 pon yang diproduksi Amerika Serikat (AS) dan rudal SOM-J Turki, yang memiliki jangkauan 170 mil.
Drone itu kemungkinan akan digunakan untuk tujuan serangan dan pengawasan, peperangan elektronik, dan pelumpuhan pertahanan udara musuh.
Negara ini juga memproduksi pesawat tempur siluman berawak TF-X, yang dapat digunakan bersama dengan ANKA-3.
Turki tampaknya berkonsentrasi membangun kekuatan militernya dengan berbagai jenis dan jumlah kendaraan yang mumpuni, yang mungkin akan diekspor oleh negara tersebut.
Pendekatan ini mewakili perbedaan filosofis dari Amerika Serikat yang semakin berfokus pada sejumlah kecil kendaraan dengan kemampuan terbaik.
Dalam wawancara baru-baru ini dengan Sputnik, analis geopolitik dan mantan Marinir AS Brian Berletic mencatat Rusia sedang berkonsentrasi pada kuantitas, memproduksi sejumlah besar peluru, pesawat terbang, dan kendaraan lain seiring kemampuan produksinya yang meningkat pesat di tengah konflik di Ukraina timur.
Turki juga berharap membeli 40 jet tempur F-16 dari Amerika Serikat, dan isu tersebut baru-baru ini diangkat saat berbicara dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Sebagai alternatif, Turki telah menjajaki pembelian pesawat Eurofighter Typhoon dari anggota NATO lainnya, meskipun potensi kesepakatan apa pun sejauh ini mendapat tentangan dari Jerman.