AS Hadang Upaya Perdamaian Gaza di DK PBB, Resolusi Bisa Dukung Sanksi untuk Israel

Jum'at, 22 Desember 2023 - 07:33 WIB
loading...
AS Hadang Upaya Perdamaian Gaza di DK PBB, Resolusi Bisa Dukung Sanksi untuk Israel
Pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York, AS. Foto/kemlu rusia
A A A
NEW YORK - Amerika Serikat (AS) terus menentang resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai Gaza. Alasannya, resolusi tersebut akan memberikan dasar hukum terhadap tindakan yang mungkin dilakukan negara-negara dunia terhadap Israel.

Seorang jurnalis menjelaskan pada Sputnik, resolusi itu bisa memberi dasar hukum untuk tindakan Ansarallah atau Houthi, pemerintah de facto di Yaman yang sekarang menghadang kapal-kapal Israel di Laut Merah.

Setelah resolusi kedua untuk gencatan senjata segera di Gaza diajukan ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pekan ini, AS kembali menunda pemungutan suara setelah memveto resolusi pertama awal bulan ini.

Para diplomat Amerika dilaporkan terlibat dalam perundingan tingkat tinggi dengan negara-negara Arab dan sekutu Amerika mengenai perubahan bagian dari teks yang mereka sengketakan, mulai dari referensi penghentian permusuhan hingga rencana PBB mengambil alih rincian keamanan truk bantuan yang memasuki Gaza.

Setelah AS melakukan veto pada awal bulan ini, yang mana AS adalah satu-satunya negara yang memberikan suara menentang resolusi tersebut, Majelis Umum PBB menanggapi masalah tersebut dan mengeluarkan resolusi tidak mengikat yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan.

Sejak 7 Oktober, pemboman dan invasi darat Israel telah menewaskan lebih dari 20.000 warga Palestina di Gaza dan menyebabkan lebih dari 50.000 orang terluka.



Hampir seluruh penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang telah mengungsi. Mereka terpaksa mengungsi ke sudut kecil wilayah tersebut di mana Israel mengatakan tidak akan melakukan pengeboman karena terus memburu pasukan Hamas.

Meskipun ada veto dan penolakan yang terus-menerus terhadap gencatan senjata, terdapat tanda-tanda kesabaran pemerintahan Biden mulai menipis.

Presiden AS Joe Biden secara terbuka mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena tidak tertarik pada solusi dua negara, jalan menuju perdamaian yang diterima secara internasional untuk perdamaian bagi Israel dan Palestina. Netanyahu menjawab dengan mengakui tuduhan tersebut.

Editor The Polemicist Jim Kavanagh mengatakan kepada Political Misfits di Radio Sputnik pada Kamis bahwa resolusi PBB akan memberikan wewenang kepada negara mana pun untuk bertindak meringankan bencana kemanusiaan di Gaza, sesuatu yang tidak diizinkan Israel maupun AS.

“Resolusi Dewan Keamanan, setidaknya secara teoritis, secara hukum membuka pintu bagi penegakan hukum, itulah masalahnya di sini. Perserikatan Bangsa-Bangsa, Amerika Serikat, dapat mengatakan apa pun yang diinginkannya, apa pun resolusi PBB yang dikeluarkan tidak akan berarti apa-apa jika tidak ditegakkan oleh seseorang. Dan seperti yang Anda katakan, satu-satunya kebijakan yang ditegakkan adalah kebijakan yang mengizinkan Amerika Serikat berperang,” tegas dia.

“Dalam hal ini, Anda tidak boleh naif mengenai hal ini, sisi buruknya adalah bagi Amerika Serikat. Amerika Serikat mendukung Israel dalam serangannya ke Gaza. Dan serangan terhadap Gaza memiliki tujuan utama, yaitu untuk membunuh dan mengusir warga Gaza, untuk menciptakan situasi di mana warga Gaza tidak bisa lagi tinggal di Gaza, yang sebagian besar mereka ciptakan, untuk membunuh sebanyak mungkin dari mereka, di depan mata dunia, menunjukkan kepada dunia bahwa mereka akan menyerang rumah sakit dengan kejam dan tidak beralasan, membunuh dokter dan keluarga mereka, jurnalis dan keluarga mereka, penyair dan intelektual serta keluarga mereka di rumah,” papar dia.

Dia menambahkan, “Mereka tahu apa yang mereka targetkan, mereka menghancurkan kemungkinan kehidupan di Gaza dan mereka membuat warga Gaza terpojok di mana mereka kelaparan, tidak ada obat, akan ada penyakit yang bahkan orang Israel katakan kepada Anda. Kita harus berhati-hati karena penyakit-penyakit itu bisa saja datang dan menginfeksi kita.”

“Tujuan Israel adalah untuk menciptakan situasi di mana dunia harus mengeluarkan warga Gaza (dari Jalur Gaza), dan hal ini benar-benar diinginkan Israel… Israel akan mengatakan 'ambil mereka'. mengatakan, 'bawa 25.000 orang ke negara ini, 50.000 orang ke negara itu, oh, Kanada, Jerman, Anda menyukai imigran Anda? Ambillah mereka.’ Kami ingin orang-orang Palestina memiliki kehidupan yang baik, hanya saja tidak di Gaza. Mereka ingin warga Palestina keluar dari Gaza dan mereka menciptakan situasi di mana dunia harus menyaksikan warga Palestina terbunuh atau mengusir mereka,” ungkap dia.

Kavanagh mencatat meskipun bantuan kemanusiaan sangat dibutuhkan di Gaza, Israel tetap menjaga kendali atas bantuan yang masuk ke Gaza, setelah selama 15 tahun menjaga pola makan warga Palestina, hanya mengizinkan bantuan secukupnya untuk mencegah kelaparan.

“Jadi sekarang Anda menghadapi situasi di mana seseorang, suatu kekuatan di dunia harus datang untuk menentang Israel dan Amerika Serikat yang mendukung Israel, dan memaksakan bantuan kemanusiaan ke sana dan memaksa pembangunan kembali satu negara di mana kemungkinan hidup tidak ada. Ini adalah situasi yang sangat berbahaya,” tegas dia.

“Amerika Serikat akan mendukung Israel dan tidak akan memberikan suara untuk satu resolusi yang tidak diberikan izin oleh Israel untuk dipilih. Dan tidak ada resolusi yang merendahkan kendali Israel atas Gaza, yang mengambil kendali kehidupan di Gaza dari tangan Israel, yang akan diterima oleh Israel,” ujar dia.

Menyebut situasi kemanusiaan sebagai “hal yang paling mengerikan sejak Perang Dunia II,” Kavanagh mengatakan situasi tersebut “disengaja” dan “memiliki tujuan: untuk menciptakan kesengsaraan, kesakitan, kelaparan dan horor sampai mereka pergi atau ada yang mengambilnya.”

“Semua orang mengeluhkan hal ini: negara-negara Arab, Turki, Rusia, negara-negara Teluk tentu saja, tapi apa yang mereka lakukan?” tanya dia.

“Karena untuk melakukan sesuatu diperlukan perlawanan, baik dengan kekuatan militer dan/atau ekonomi, dan harus didukung oleh kekuatan militer. Mengapa tidak Turki dan Rusia mengatakan, ‘Kami memiliki armada kapal dan kami datang ke Gaza tanpa dukungan angkatan laut dan kami akan membawa bantuan kemanusiaan?’ Itulah satu-satunya cara mereka bisa masuk ke Gaza,” tutur dia.

“Satu-satunya orang yang melakukan sesuatu adalah Ansarallah, kaum Houthi, yang mengatakan, 'Kami tidak akan membiarkan Israel memiliki kapal dagangnya kecuali mereka mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk.' Itulah tuntutan Ansarallah: tuntutannya adalah membiarkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Biarkan makanan dan obat-obatan masuk. Jadi hanya itulah orang-orang yang saya lihat di dunia ini yang benar-benar melakukan sesuatu. Ini sulit karena mereka akan mengancam Anda, Israel akan mengancam Anda, dan Amerika akan mendukung mereka,” ungkap dia.

“Resolusi Dewan Keamanan PBB akan memungkinkan beberapa negara lain untuk mengatakan, 'kami mempunyai legitimasi untuk melakukan hal ini sekarang, kami menegakkan resolusi Dewan Keamanan PBB.' Namun demikian, saya tidak tahu apakah ada orang yang akan melakukan apa pun,” ungkap Kavanagh.

“Israel tidak peduli jika mereka adalah negara yang paling dibenci di dunia, mereka tidak peduli, mereka akan melakukan apa yang ingin mereka lakukan kecuali jika mereka dihentikan secara paksa,” pungkas dia.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1066 seconds (0.1#10.140)