6 Pertimbangan NATO Akan Terlibat dalam Perang Gaza
loading...
A
A
A
GAZA - Rusia hampir absen dari panggung internasional, sementara China sangat fokus ke dalam negeri, ketika Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) melakukan serangan udara selama beberapa bulan terhadap Serbia selama perang Kosovo pada tahun 1999.
Operasi NATO ini dilakukan sebagai respons terhadap gelombang baru pembersihan etnis warga Albania Kosovar di wilayah Balkan Barat oleh militer Serbia, yang sebelumnya dikenal sebagai Angkatan Bersenjata Yugoslavia.
Pengeboman terus berlanjut hingga tercapai kesepakatan yang berujung pada penarikan pasukan Serbia dari Kosovo yang kemudian digantikan oleh pasukan NATO.
Sejauh menyangkut NATO, “hampir tidak ada kemungkinan” bahwa aliansi tersebut akan terlibat dalam kampanye mematikan Israel melawan Jalur Gaza dengan cara yang sama seperti yang terjadi pada akhir perang yang berkecamuk di bekas Yugoslavia, Adnan Huskic, seorang politikus ilmuwan yang berspesialisasi dalam urusan UE dan Balkan Barat, mengatakan kepada Anadolu.
Foto/Reuters
Huskic, yang juga seorang profesor politik di Sekolah Sains dan Teknologi Sarajevo, mengatakan ada keinginan kuat di dalam NATO untuk memihak Israel, yang sebagian besar didorong oleh sikap tegas AS.
Namun, pada saat yang sama, ia mengatakan ada beberapa pandangan yang bertentangan di dalam NATO mengenai bagaimana tindakan yang harus diambil terkait dengan agresi brutal Israel di Gaza.
“Jadi, apa yang sebenarnya Anda lihat adalah hasil matematis dari dua arah atau rangkaian pemikiran yang berbeda dalam NATO,” katanya.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, hanya dalam waktu dua bulan, lebih dari 18.600 warga Palestina telah terbunuh dan hampir 50.600 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza. Para ahli PBB memperingatkan bahwa pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sedang melakukan genosida.
Namun NATO sejauh ini hanya menyerukan jeda kemanusiaan, bukan gencatan senjata.
Operasi NATO ini dilakukan sebagai respons terhadap gelombang baru pembersihan etnis warga Albania Kosovar di wilayah Balkan Barat oleh militer Serbia, yang sebelumnya dikenal sebagai Angkatan Bersenjata Yugoslavia.
Pengeboman terus berlanjut hingga tercapai kesepakatan yang berujung pada penarikan pasukan Serbia dari Kosovo yang kemudian digantikan oleh pasukan NATO.
Sejauh menyangkut NATO, “hampir tidak ada kemungkinan” bahwa aliansi tersebut akan terlibat dalam kampanye mematikan Israel melawan Jalur Gaza dengan cara yang sama seperti yang terjadi pada akhir perang yang berkecamuk di bekas Yugoslavia, Adnan Huskic, seorang politikus ilmuwan yang berspesialisasi dalam urusan UE dan Balkan Barat, mengatakan kepada Anadolu.
6 Pertimbangan NATO Akan Terlibat dalam Perang Gaza
1. Ingin Membela Israel
Foto/Reuters
Huskic, yang juga seorang profesor politik di Sekolah Sains dan Teknologi Sarajevo, mengatakan ada keinginan kuat di dalam NATO untuk memihak Israel, yang sebagian besar didorong oleh sikap tegas AS.
Namun, pada saat yang sama, ia mengatakan ada beberapa pandangan yang bertentangan di dalam NATO mengenai bagaimana tindakan yang harus diambil terkait dengan agresi brutal Israel di Gaza.
“Jadi, apa yang sebenarnya Anda lihat adalah hasil matematis dari dua arah atau rangkaian pemikiran yang berbeda dalam NATO,” katanya.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, hanya dalam waktu dua bulan, lebih dari 18.600 warga Palestina telah terbunuh dan hampir 50.600 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza. Para ahli PBB memperingatkan bahwa pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sedang melakukan genosida.
Namun NATO sejauh ini hanya menyerukan jeda kemanusiaan, bukan gencatan senjata.