Mengapa Penghentian Operasi Pelayaran di Laut Merah Mengganggu Perdagangan Global?
loading...
A
A
A
GAZA - Dua perusahaan pelayaran terbesar di dunia telah menghentikan operasi mereka di Laut Merah setelah serangan rudal oleh kelompok Houthi Yaman. Itu berisiko mengganggu perdagangan.
Pada Rabu (13/12/2023), rudal yang diluncurkan dari daerah yang dikuasai Houthi ditujukan ke kapal kargo yang membawa bahan bakar jet, sehingga meningkatkan krisis yang dimulai oleh perang Israel-Gaza.
Kelompok Houthi mengatakan mereka akan terus menyerang kapal-kapal yang mereka yakini sedang menuju Israel ketika konflik di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 18.400 warga Palestina terus berlanjut.
AP Moeller Maersk dan Hapag-Lloyd mengatakan kapal mereka diserang Houthi. Maersk mengambil keputusan tersebut menyusul “insiden nyaris celaka yang melibatkan Maersk Gibraltar”, yang terjadi dalam perjalanan dari Oman ke Arab Saudi.
Maersk yang berbasis di Kopenhagen, perusahaan pelayaran terbesar di dunia, mengatakan “serangan baru-baru ini terhadap kapal komersial di wilayah tersebut mengkhawatirkan dan menimbulkan ancaman signifikan terhadap keselamatan dan keamanan pelaut”.
Maersk sangat prihatin atas insiden yang melibatkan MAERSK GIBRALTAR saat kapal tersebut sedang melakukan perjalanan dari Salalah, Oman menuju Jeddah, Arab Saudi. Awak & kapal dilaporkan selamat.
“Menyusul insiden nyaris celaka yang melibatkan Maersk Gibraltar kemarin dan serangan lainnya terhadap kapal kontainer hari ini, kami telah menginstruksikan semua kapal Maersk di wilayah yang akan melewati Bab Al Mandeb untuk menghentikan perjalanan mereka hingga pemberitahuan lebih lanjut," demikian keterangan Maersk.
Penangguhan Maersk diketahui berlangsung tanpa batas waktu. Sementara itu, Hapag-Lloyd dari Jerman juga mengeluarkan pernyataan serupa, namun mengatakan pihaknya menghentikan operasinya hingga 18 Desember.
“Hapag-Lloyd mengganggu semua lalu lintas kapal kontainer melintasi Laut Merah hingga Senin,” kata perusahaan yang berbasis di Hamburg itu.
Hapag-Lloyd mengatakan “telah terjadi serangan terhadap salah satu kapal kami”, yang sedang dalam perjalanan ke Singapura dari pelabuhan Piraeus di Yunani.
Pada Rabu (13/12/2023), rudal yang diluncurkan dari daerah yang dikuasai Houthi ditujukan ke kapal kargo yang membawa bahan bakar jet, sehingga meningkatkan krisis yang dimulai oleh perang Israel-Gaza.
Kelompok Houthi mengatakan mereka akan terus menyerang kapal-kapal yang mereka yakini sedang menuju Israel ketika konflik di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 18.400 warga Palestina terus berlanjut.
AP Moeller Maersk dan Hapag-Lloyd mengatakan kapal mereka diserang Houthi. Maersk mengambil keputusan tersebut menyusul “insiden nyaris celaka yang melibatkan Maersk Gibraltar”, yang terjadi dalam perjalanan dari Oman ke Arab Saudi.
Maersk yang berbasis di Kopenhagen, perusahaan pelayaran terbesar di dunia, mengatakan “serangan baru-baru ini terhadap kapal komersial di wilayah tersebut mengkhawatirkan dan menimbulkan ancaman signifikan terhadap keselamatan dan keamanan pelaut”.
Maersk sangat prihatin atas insiden yang melibatkan MAERSK GIBRALTAR saat kapal tersebut sedang melakukan perjalanan dari Salalah, Oman menuju Jeddah, Arab Saudi. Awak & kapal dilaporkan selamat.
“Menyusul insiden nyaris celaka yang melibatkan Maersk Gibraltar kemarin dan serangan lainnya terhadap kapal kontainer hari ini, kami telah menginstruksikan semua kapal Maersk di wilayah yang akan melewati Bab Al Mandeb untuk menghentikan perjalanan mereka hingga pemberitahuan lebih lanjut," demikian keterangan Maersk.
Penangguhan Maersk diketahui berlangsung tanpa batas waktu. Sementara itu, Hapag-Lloyd dari Jerman juga mengeluarkan pernyataan serupa, namun mengatakan pihaknya menghentikan operasinya hingga 18 Desember.
“Hapag-Lloyd mengganggu semua lalu lintas kapal kontainer melintasi Laut Merah hingga Senin,” kata perusahaan yang berbasis di Hamburg itu.
Hapag-Lloyd mengatakan “telah terjadi serangan terhadap salah satu kapal kami”, yang sedang dalam perjalanan ke Singapura dari pelabuhan Piraeus di Yunani.