AS Miliki Bukti Rudal Houthi Penyerang Riyadh Dibuat di Iran

Jum'at, 15 Desember 2017 - 02:54 WIB
AS Miliki Bukti Rudal Houthi Penyerang Riyadh Dibuat di Iran
AS Miliki Bukti Rudal Houthi Penyerang Riyadh Dibuat di Iran
A A A
NEW YORK - Amerika Serikat (AS) mengaku memiliki bukti bahwa peluru kendali ( rudal ) yang ditembakkan milisi Houthi Yaman dengan target bandara di Riyadh, Arab Saudi, dibuat di Iran.

Klaim itu dibeberkan Duta Beaar AS untuk PBB Nikki Haley pada hari Kamis di sebuah konferensi pers di Washington. Menurutnya, rudal itu menjadi bukti perilaku Iran di Timur Tengah semakin parah, yang memantik api konflik.

”Itu dibuat di Iran kemudian dikirim ke militan Houthi di Yaman,” kata Haley merinci rudal balistik yang manargetkan Bandara King Khaled, Riyadh, beberapa waktu lalu.

Militer Saudi saat itu mengklaim bahwa rudal balistik tersebut berhasil ditembak jatuh dengan sistem anti-rudal sebelum menghantam target di bandara.

Namun, laporan New York Times mengutip analisis ahli senjata menyatakan bahwa sistem anti-rudal Patriot AS yang digunakan pasukan Saudi gagal menghentikan peluru kendali tersebut, karena senjata itu meledak lebih dulu sebelum berhasil menghantam target.

”Dari sana ditembakkan ke bandara sipil dengan potensi membunuh ratusan warga sipil tak berdosa di Arab Saudi,” ujar Haley, seperti dikutip Reuters, Jumat (15/12/2017).

”Sulit untuk menemukan konflik atau kelompok teroris di Timur Tengah yang tidak memiliki sidik jari Iran di sekitarnya,” papar diplomat Washington itu.

Haley mengatakan, Washington berusaha membentuk koalisi internasional untuk menghadapi ancaman Iran. Dia juga mengklaim bahwa negaranya memiliki bukti dukungan Iran untuk Houthi baik berupa rudal maupun senjata lainnya.

Menteri Pertahanan AS James Norman Mattis, kata Haley, akan mengumumkan langkah-langkah baru dalam melawan Iran karena tindakan Teheran yang bermusuhan.

Sementara itu, Pemerintah Iran dalam pernyataan singkat membantah klaim AS. Menurut Teheran, pernyataan yang dibeberkan Haley adalah klaim fabrikasi atau rekayasa.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4678 seconds (0.1#10.140)