Presiden Yaman Hadi Diterbangkan ke AS untuk Perawatan Medis
loading...
A
A
A
RIYADH - Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi meninggalkan Arab Saudi dan menuju Amerika Serikat (AS) untuk perawatan medis pada Rabu (12/8).
Kepala pemerintahan yang diakui internasional itu tinggal di pengasingan Riyadh sejak kelompok Houthi menguasai ibu kota Yaman, Sanaa, pada 2015. Hadi dirawat untuk masalah jantung sejak 2011.
"Dia diperkirakan kembali dalam sepekan," ungkap sumber di Saudi. Hadi telah melakukan beberapa perjalanan untku pemeriksaan dan perawatan medis ke AS, yang terbaru pada Juni 2019.
Konflik Yaman telah menewaskan lebih dari 100.000 orang sejak aliansi pimpinan Arab Saudi ikut campur di Yaman pada Maret 2015 untuk memulihkan pemerintahan Hadi yang merupakan aliansi Saudi.
Perang itu pun menjadi pertarungan pengaruh antara Iran yang mendukung Houthi dan Saudi yang mendukung Hadi.
"Perjalanan itu tidak akan menunda perundingan antara pemerintahan Hadi dan separatis Dewan Transisi Selatan (STC) tentang pembentukan pemerintahan baru," papar sumber itu. (Baca Juga: China Berhasil Tes Rudal Jenis Baru dengan Helikopter Z-10A)
Saudi berupaya mengakhiri konflik antara separatis dan pemerintahan yang didukung Riyadh. Saat ini pemerintahan Hadi berbasis di Aden selama lima tahun setelah terusir dari Sanaa. (Lihat Infografis: Komparasi Cloud Shadow dan RQ-4 Global Hawk, Drone Jet HALE Type)
STC yang didukung Uni Emirat Arab (UEA) merupakan pasukan utama Yaman dalam koalisi anti-Houthi yang dipimpin Saudi. Namun dua aliansi itu bertikai sejak Agustus lalu saat STC menguasai Aden. (Lihat Video: Gumpalan Awan Berbentuk Gelombang Tsunami Hebohkan Warga Aceh)
Kepala pemerintahan yang diakui internasional itu tinggal di pengasingan Riyadh sejak kelompok Houthi menguasai ibu kota Yaman, Sanaa, pada 2015. Hadi dirawat untuk masalah jantung sejak 2011.
"Dia diperkirakan kembali dalam sepekan," ungkap sumber di Saudi. Hadi telah melakukan beberapa perjalanan untku pemeriksaan dan perawatan medis ke AS, yang terbaru pada Juni 2019.
Konflik Yaman telah menewaskan lebih dari 100.000 orang sejak aliansi pimpinan Arab Saudi ikut campur di Yaman pada Maret 2015 untuk memulihkan pemerintahan Hadi yang merupakan aliansi Saudi.
Perang itu pun menjadi pertarungan pengaruh antara Iran yang mendukung Houthi dan Saudi yang mendukung Hadi.
"Perjalanan itu tidak akan menunda perundingan antara pemerintahan Hadi dan separatis Dewan Transisi Selatan (STC) tentang pembentukan pemerintahan baru," papar sumber itu. (Baca Juga: China Berhasil Tes Rudal Jenis Baru dengan Helikopter Z-10A)
Saudi berupaya mengakhiri konflik antara separatis dan pemerintahan yang didukung Riyadh. Saat ini pemerintahan Hadi berbasis di Aden selama lima tahun setelah terusir dari Sanaa. (Lihat Infografis: Komparasi Cloud Shadow dan RQ-4 Global Hawk, Drone Jet HALE Type)
STC yang didukung Uni Emirat Arab (UEA) merupakan pasukan utama Yaman dalam koalisi anti-Houthi yang dipimpin Saudi. Namun dua aliansi itu bertikai sejak Agustus lalu saat STC menguasai Aden. (Lihat Video: Gumpalan Awan Berbentuk Gelombang Tsunami Hebohkan Warga Aceh)
(sya)