Efek Serangan Hamas ke Israel 7 Oktober, Anak-anak Muda AS Tertarik Pelajari Al-Qur'an

Rabu, 29 November 2023 - 14:20 WIB
loading...
A A A
Misha Euceph, seorang penulis dan pembawa acara podcast Pakistan-Amerika yang mempelajari penafsiran progresif terhadap Al-Qur'an, telah mengadakan seri Instagram "Qur’an Book Club" sendiri sejak tahun 2020. Dia mengatakan bahwa tema-tema tertentu dalam teks Al-Qur'an tersebut sejalan dengan nilai-nilai kaum muda, orang Amerika yang berhaluan kiri.

“Al-Qur’an penuh dengan metafora alam dan mendorong Anda untuk menjadi pecinta lingkungan,” kata Euceph.

“Al-Qur’an juga memiliki sikap anti-konsumeris, yaitu perasaan bahwa kita semua adalah penjaga bumi yang tidak boleh menjalin hubungan yang eksploitatif dengan dunia atau sesama manusia.”

Dalam Al-Qur'an, laki-laki dan perempuan setara di mata Tuhan, dan Rice serta para mualaf pengguna TikTok lainnya mengatakan bahwa penafsiran mereka terhadap teks tersebut mendukung prinsip feminis mereka. Kitab ini juga membahas penjelasan ilmiah tentang penciptaan, dengan ayat-ayatnya yang membahas tentang Big Bang dan teori-teori lainnya.

“Biasanya, kita sudah terbiasa dengan komunitas agama yang menentang ilmu pengetahuan,” kata Rice. “Sekarang saya melihat sebuah agama merangkul sains dan menggunakan kitab sucinya untuk mendukungnya.”

Sylvia Chan-Malik berada di sekolah pascasarjana setelah serangan 9/11 di tengah meningkatnya kejahatan kebencian terhadap Muslim dan bahasa xenofobia yang digunakan di media. “Saya sangat tertarik dengan apa yang sedang terjadi, membandingkannya dengan sejarah orang Jepang-Amerika setelah Pearl Harbor,” katanya.

“Saya mulai menyelidikinya sendiri, bertemu dengan orang-orang Muslim yang sebenarnya, dan saya terpesona ketika mengerjakan pekerjaan rumah saya tentang Islam.”

Dalam perjalanannya, Chan-Malik masuk Islam. Dia sekarang menjadi profesor di Rutgers University yang penelitiannya berfokus pada sejarah Islam dan Islamofobia di AS.

“Saya mempunyai pengalaman yang sangat mirip dengan apa yang terjadi di TikTok sekarang,” katanya.

“Saat itu, saya bertanya-tanya mengapa orang Muslim yang saya temui sangat berbeda dengan apa yang saya dengar di berita. Saya belum pernah mengalami keterputusan yang begitu besar antara persepsi populer dan kebenaran.”
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1697 seconds (0.1#10.140)