Efek Serangan Hamas ke Israel 7 Oktober, Anak-anak Muda AS Tertarik Pelajari Al-Qur'an
loading...
A
A
A
Zareena Grewal adalah seorang profesor di Yale yang sedang mengerjakan sebuah buku tentang kitab suci Islam dan toleransi beragama dalam budaya Amerika. Dia mengatakan bahwa minat terhadap TikTok ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Setelah peristiwa 11 September 2001 di AS, Al-Qur’an langsung menjadi buku terlaris, meskipun pada saat itu banyak orang Amerika yang membelinya untuk mengonfirmasi bias yang mereka miliki mengenai Islam sebagai agama yang dianggap mengandung kekerasan.
“Perbedaannya adalah saat ini, orang-orang tidak mengacu pada Al-Qur’an untuk memahami serangan Hamas pada 7 Oktober,” kata Grewal.
“Mereka beralih ke Al-Qur’an untuk memahami ketahanan, keimanan, kekuatan moral, dan karakter luar biasa yang mereka lihat pada warga Muslim Palestina.”
Hal itulah yang membuat Nefertari Moonn (35) asal Tampa, Florida, mengambil Al-Qur'an milik suaminya. Moonn menganggap dirinya spiritual, bukan religius, dan menggambarkan suaminya sebagai seorang Muslim yang tidak taat.
“Saya ingin melihat apa yang membuat orang-orang berseru kepada Allah ketika mereka menghadapi kematian,” katanya.
“Melihat bagian demi bagian selaras dengan saya. Saya mulai memiliki keterikatan emosional padanya.”
Karena itu, Moonn juga memutuskan untuk mengucapkan syahadat, menjadi seorang Muslimah (istilah yang disukai sebagian Muslim untuk bergabung dengan agama Islam).
“Saya tidak bisa menjelaskannya, tapi ada kedamaian yang muncul dari membaca Al-Qur’an,” ujarnya.
“Saya merasa ringan, seperti saya kembali ke sesuatu yang selalu ada dan menunggu saya kembali.”
Setelah peristiwa 11 September 2001 di AS, Al-Qur’an langsung menjadi buku terlaris, meskipun pada saat itu banyak orang Amerika yang membelinya untuk mengonfirmasi bias yang mereka miliki mengenai Islam sebagai agama yang dianggap mengandung kekerasan.
“Perbedaannya adalah saat ini, orang-orang tidak mengacu pada Al-Qur’an untuk memahami serangan Hamas pada 7 Oktober,” kata Grewal.
“Mereka beralih ke Al-Qur’an untuk memahami ketahanan, keimanan, kekuatan moral, dan karakter luar biasa yang mereka lihat pada warga Muslim Palestina.”
Hal itulah yang membuat Nefertari Moonn (35) asal Tampa, Florida, mengambil Al-Qur'an milik suaminya. Moonn menganggap dirinya spiritual, bukan religius, dan menggambarkan suaminya sebagai seorang Muslim yang tidak taat.
“Saya ingin melihat apa yang membuat orang-orang berseru kepada Allah ketika mereka menghadapi kematian,” katanya.
“Melihat bagian demi bagian selaras dengan saya. Saya mulai memiliki keterikatan emosional padanya.”
Karena itu, Moonn juga memutuskan untuk mengucapkan syahadat, menjadi seorang Muslimah (istilah yang disukai sebagian Muslim untuk bergabung dengan agama Islam).
“Saya tidak bisa menjelaskannya, tapi ada kedamaian yang muncul dari membaca Al-Qur’an,” ujarnya.
“Saya merasa ringan, seperti saya kembali ke sesuatu yang selalu ada dan menunggu saya kembali.”