Netanyahu Bawa-bawa Agama dalam Perang Melawan Hamas
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu telah membawa-bawa agama dalam perang melawan Hamas di Gaza, Palestina.
Dalam sebuah pidato, dia menyamakan Hamas dengan bangsa Amalek—yang dia klaim sebagai musuh bebuyutan Yahudi dalam Alkitab.
Para kritikus mengatakan taktik Netanyahu tersebut menunjukkan bahwa dia dengan sengaja menarik faksi Ortodoks di kabinetnya dan memanfaatkan ide-ide “masa lalu” tentang perselisihan agama untuk menggalang dukungan.
Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Sabtu malam saat mengumumkan invasi darat ke Gaza, PM Netanyahu menyamakan Hamas dengan bangsa Amalek.
“Anda harus ingat apa yang telah dilakukan orang Amalek terhadap Anda, kata kitab suci kami—dan kami mengingatnya, dan kami sedang berjuang,” katanya.
Netanyahu mengutip dari Ulangan, kitab kelima Taurat—yang terdiri dari lima kitab pertama dalam Alkitab Ibrani.
Dalam konferensi pers pada hari Senin, Netanyahu kembali mengutip Alkitab ketika dia bersikeras tidak akan ada gencatan senjata dalam perang di Gaza.
“Alkitab berkata, ‘Ada waktunya untuk damai, ada waktunya untuk berperang'. Ini adalah waktunya untuk berperang,” katanya, merujuk pada Ecclesiastes (Pengkhotbah), bagian lain dari Alkitab Ibrani.
Israel telah mengintensifkan operasi udara dan darat terhadap Hamas di Gaza menyusul serangan berdarah oleh kelompok perlawanan Palestina tersebut lebih dari tiga minggu lalu. Serangan Hamas yang diberi nama Operasi Badai al-Aqsa tersebut menewaskan lebih dari 1.400 orang, dan ratusan lainnya diculik.
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Jalur Gaza mengeklaim lebih dari 8.300 warga Palestina telah terbunuh akibat pengeboman balasan Israel yang tiada henti, setengah dari mereka adalah anak-anak.
Dalam sebuah pidato, dia menyamakan Hamas dengan bangsa Amalek—yang dia klaim sebagai musuh bebuyutan Yahudi dalam Alkitab.
Para kritikus mengatakan taktik Netanyahu tersebut menunjukkan bahwa dia dengan sengaja menarik faksi Ortodoks di kabinetnya dan memanfaatkan ide-ide “masa lalu” tentang perselisihan agama untuk menggalang dukungan.
Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Sabtu malam saat mengumumkan invasi darat ke Gaza, PM Netanyahu menyamakan Hamas dengan bangsa Amalek.
“Anda harus ingat apa yang telah dilakukan orang Amalek terhadap Anda, kata kitab suci kami—dan kami mengingatnya, dan kami sedang berjuang,” katanya.
Netanyahu mengutip dari Ulangan, kitab kelima Taurat—yang terdiri dari lima kitab pertama dalam Alkitab Ibrani.
Dalam konferensi pers pada hari Senin, Netanyahu kembali mengutip Alkitab ketika dia bersikeras tidak akan ada gencatan senjata dalam perang di Gaza.
“Alkitab berkata, ‘Ada waktunya untuk damai, ada waktunya untuk berperang'. Ini adalah waktunya untuk berperang,” katanya, merujuk pada Ecclesiastes (Pengkhotbah), bagian lain dari Alkitab Ibrani.
Israel telah mengintensifkan operasi udara dan darat terhadap Hamas di Gaza menyusul serangan berdarah oleh kelompok perlawanan Palestina tersebut lebih dari tiga minggu lalu. Serangan Hamas yang diberi nama Operasi Badai al-Aqsa tersebut menewaskan lebih dari 1.400 orang, dan ratusan lainnya diculik.
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Jalur Gaza mengeklaim lebih dari 8.300 warga Palestina telah terbunuh akibat pengeboman balasan Israel yang tiada henti, setengah dari mereka adalah anak-anak.