Mengenal Perjanjian Oslo, Upaya Damai Konflik Israel-Palestina yang Terus Dilanggar
loading...
A
A
A
3. Isi Perjanjian Oslo
Perjanjian Oslo I membuat masing-masing pihak mengakui keberadaan satu sama lain. Tak hanya itu, PLO dan Israel pun berjanji untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun tersebut.
Kesepakatan lanjutan terjadi pada Perjanjian Oslo II tahun 1995. Pada isinya, perjanjian ini menjelaskan lebih rinci terkait pemerintahan baru antara Israel dan Palestina.
Tak hanya itu, dibahas juga isu-isu seputar perbatasan negara, hak-hak masing pihak, serta keamanan wilayah.
Di satu sisi, Oslo II membuat Palestina bisa memegang kendali terbatas di Gaza dan Tepi Barat. Sedangkan Israel diizinkan juga untuk mencaplok sebagian wilayah di Tepi Barat.
4. Reaksi Terhadap Perjanjian Oslo
Salah satu kesepakatan dari Perjanjian Oslo adalah pihak PLO mengakui keberadaan Israel sebagai negara. Sedangkan pihak Israel juga secara resmi mengakui legalitas PLO sebagai wakil dari pemerintahan Palestina.
Di satu sisi, kelompok sayap kanan Israel menentang perjanjian. Alasannya karena mereka menganggap tidak perlu berhubungan dengan PLO yang dianggap teroris.
Beralih ke sisi Palestina, kelompok seperti Hamas dan Jihad Islam juga menentang Perjanjian Oslo. Mereka khawatir bahwa hak-hak warga Palestina bisa dicurangi atau bahkan diambil alih oleh Israel.
5. Rusaknya Perjanjian Oslo
Seiring waktu, Perjanjian Oslo justru mengalami kerusakan. Salah satu momen penting yang menjadi faktor hancurnya perjanjian itu adalah terbunuhnya Yitzhak Rabin oleh warga Israel.
Pasca kematian Rabin, pemimpin Israel berikutnya seperti Benjamin Netanyahu dan Ariel Sharon lebih condong menentang Perjanjian Oslo. Keadaan semakin runyam ketika Hamas juga beberapa kali terlibat pertempuran dengan pasukan Israel.
Setelahnya, isi Perjanjian Oslo mulai banyak ditinggalkan. Bukannya membaik, keadaan konflik Israel-Palestina juga terus memburuk sampai sekarang.