Sekjen PBB Tepis Tudingan Israel Benarkan Serangan Hamas
loading...
A
A
A
NEW YORK - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres terlibat perselisihan sengit dengan Israel terkait pernyataannya. Guterres mengaku terkejut bahwa pemerintah Israel telah salah mengartikan pernyataan yang dia sampaikan kepada PBB yang menyatakan bahwa dia membenarkan serangan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober.
Israel sangat marah karena Guterres mengatakan bahwa serangan Hamas tidak bisa dilihat dalam ruang hampa, namun terjadi setelah pendudukan selama beberapa dekade.
“Penting juga untuk menyadari bahwa serangan Hamas tidak terjadi dalam ruang hampa. Rakyat Palestina telah menjadi sasaran pendudukan yang menyesakkan selama 56 tahun,” kata pria Portugal itu kepada Dewan Keamanan PBB, Selasa atau Rabu kemarin.
Guterres juga menuduh Israel jelas-jelas melakukan pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan di Jalur Gaza, dan bersikeras bahwa gencatan senjata kemanusiaan adalah hal yang penting, sebuah posisi yang hampir diterima oleh Amerika Serikat (AS) meskipun mereka tidak menggunakan istilah gencatan senjata, melainkan “jeda kemanusiaan”.
Tanpa menyebut nama Israel, Guterres yang tampak marah membuat pernyataan pers di New York mengingat bahwa dalam pidatonya pada hari Selasa, ia secara khusus mengatakan bahwa keluhan Palestina tidak dapat membenarkan serangan mengerikan yang dilakukan Hamas.
“Saya terkejut dengan kesalahpahaman dalam beberapa pernyataan saya… seolah-olah saya membenarkan tindakan teror yang dilakukan Hamas. Ini salah. Yang terjadi justru sebaliknya,” ucap Guterres, menyangkal tudingan Israel dan bersikeras bahwa perlu menegakkan kembali kebenaran seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (26/10/2023).
Dalam pernyataannya pada hari Rabu, Guterres menunjukkan bahwa dalam pidatonya dia menyatakan: “Tetapi keluhan rakyat Palestina tidak dapat membenarkan serangan mengerikan yang dilakukan Hamas. Dan serangan-serangan mengerikan itu tidak bisa membenarkan hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina.”
Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, menanggapinya dengan menuduh PBB terus melakukan bias dan kebencian terhadap Israel.
“Merupakan aib bagi PBB karena Sekjen PBB tidak menarik kembali kata-katanya dan bahkan tidak bisa meminta maaf atas perkataannya kemarin. Dia harus mengundurkan diri. Sekretaris Jenderal sekali lagi memutarbalikkan dan memutarbalikkan kenyataan. Kemarin dia dengan jelas mengatakan bahwa pembantaian yang dilakukan Hamas tidak terjadi dalam ruang hampa. Setiap orang memahami dengan baik bahwa maksud dari kata-kata tersebut adalah Israel bersalah atas tindakan Hamas atau paling tidak menunjukkan pemahamannya tentang ‘latar belakang’ yang mengarah pada pembantaian yang dilakukan Hamas,” tuturnya.
Israel sangat marah karena Guterres mengatakan bahwa serangan Hamas tidak bisa dilihat dalam ruang hampa, namun terjadi setelah pendudukan selama beberapa dekade.
“Penting juga untuk menyadari bahwa serangan Hamas tidak terjadi dalam ruang hampa. Rakyat Palestina telah menjadi sasaran pendudukan yang menyesakkan selama 56 tahun,” kata pria Portugal itu kepada Dewan Keamanan PBB, Selasa atau Rabu kemarin.
Guterres juga menuduh Israel jelas-jelas melakukan pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan di Jalur Gaza, dan bersikeras bahwa gencatan senjata kemanusiaan adalah hal yang penting, sebuah posisi yang hampir diterima oleh Amerika Serikat (AS) meskipun mereka tidak menggunakan istilah gencatan senjata, melainkan “jeda kemanusiaan”.
Tanpa menyebut nama Israel, Guterres yang tampak marah membuat pernyataan pers di New York mengingat bahwa dalam pidatonya pada hari Selasa, ia secara khusus mengatakan bahwa keluhan Palestina tidak dapat membenarkan serangan mengerikan yang dilakukan Hamas.
“Saya terkejut dengan kesalahpahaman dalam beberapa pernyataan saya… seolah-olah saya membenarkan tindakan teror yang dilakukan Hamas. Ini salah. Yang terjadi justru sebaliknya,” ucap Guterres, menyangkal tudingan Israel dan bersikeras bahwa perlu menegakkan kembali kebenaran seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (26/10/2023).
Dalam pernyataannya pada hari Rabu, Guterres menunjukkan bahwa dalam pidatonya dia menyatakan: “Tetapi keluhan rakyat Palestina tidak dapat membenarkan serangan mengerikan yang dilakukan Hamas. Dan serangan-serangan mengerikan itu tidak bisa membenarkan hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina.”
Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, menanggapinya dengan menuduh PBB terus melakukan bias dan kebencian terhadap Israel.
“Merupakan aib bagi PBB karena Sekjen PBB tidak menarik kembali kata-katanya dan bahkan tidak bisa meminta maaf atas perkataannya kemarin. Dia harus mengundurkan diri. Sekretaris Jenderal sekali lagi memutarbalikkan dan memutarbalikkan kenyataan. Kemarin dia dengan jelas mengatakan bahwa pembantaian yang dilakukan Hamas tidak terjadi dalam ruang hampa. Setiap orang memahami dengan baik bahwa maksud dari kata-kata tersebut adalah Israel bersalah atas tindakan Hamas atau paling tidak menunjukkan pemahamannya tentang ‘latar belakang’ yang mengarah pada pembantaian yang dilakukan Hamas,” tuturnya.
(ian)