Kejutan Pertumbuhan Ekonomi China Tak Goda Investor, Partai Komunis Gelisah

Jum'at, 20 Oktober 2023 - 09:43 WIB
loading...
A A A
Investasi properti China pada sembilan bulan pertama di tahun 2023 turun 9,1% secara tahunan. Masa tenggang untuk keterlambatan pembayaran kupon obligasi dolar yang diterbitkan pengembang terbesar China, Country Garden, juga telah berakhir tanpa pemberitahuan pembayaran.

"Ini bukan hanya tentang peluang di China," kata Tai Hui, kepala strategi pasar APAC di J.P. Morgan Asset Management, seraya menambahkan adanya faktor-faktor lain seperti kinerja pasar di negara lain dan risiko baru terhadap keamanan modal di tengah ketegangan China-Amerika Serikat.

"Kecuali pasar China secara signifikan mengungguli benchmark, saya pikir (investor) masih harus lebih banyak diyakinkan lagi agar bersedia kembali," paparnya.

Kepercayaan Dunia Usaha Menurun


Dalam beberapa bulan terakhir, China telah meluncurkan langkah-langkah untuk menghidupkan kembali pasar sahamnya yang sedang terpuruk, mulai dari memotong biaya perdagangan hingga memacu pembiayaan margin serta melindungi investor kecil.

Namun upaya tersebut tidak cukup menghilangkan sentimen negatif, kata para pengelola keuangan, yang menunjukkan bahwa perubahan haluan dalam perekonomian dan pendapatan adalah kuncinya.

Saat ini, sudah ada tanda-tanda yang mulai terjadi, namun hal tersebut tampaknya justru semakin menambah keraguan.

"Membaiknya data ekonomi kuartal ketiga membuat kecil kemungkinan bagi pemerintah untuk meluncurkan stimulus di kuartal keempat," kata Zhiwei Zhang, kepala ekonom Pinpoint Asset Management di Hong Kong.

"Fokus pemerintah dan pasar akan beralih ke prospek pertumbuhan tahun depan, mengenai target pertumbuhan apa yang akan ditetapkan pemerintah dan berapa banyak pelonggaran fiskal yang akan dilakukan," sambungnya.

Beberapa pemburu barang murah sangat antusias dan menunjuk pada rasio harga-terhadap-pendapatan sebesar 12 untuk Shanghai Composite (.SSEC) versus 22,3 untuk S&P 500 (.SPX), sebagai sinyal untuk membeli.

"Hal ini kembali tergantung pada bagaimana pasar China bekerja," sebut Steven Luk, kepala eksekutif FountainCap Research and Investment
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1600 seconds (0.1#10.140)