Rusia Sebut Serangan Israel Terhadap RS Gaza Kejahatan Perang
loading...
A
A
A
MOSKOW - Pemerintah Rusia menyebut serangan Israel terhadap Rumah Sakit (RS) Baptis al-Ahli di Gaza, Palestina, sebagai kejahatan perang. Serangan pada Selasa malam ini telah menewaskan lebih dari 500 orang.
“Serangan mengerikan terhadap sebuah rumah sakit di Jalur Gaza jelas merupakan kejahatan perang,” kata Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev pada Rabu (18/10/2023) pagi di Telegram.
Medvedev lantas menyalahkan Amerika Serikat.
“Tanggung jawab terakhirnya terletak pada mereka yang secara sinis menghasilkan uang dari perang di berbagai negara dan benua yang berbeda. Yang tanpa berpikir panjang mendistribusikan sejumlah besar uang untuk membeli senjata, membebani kompleks industri militer mereka. Yang secara keliru memproklamirkan misi global mereka untuk melindungi nilai-nilai demokrasi Amerika Serikat,” katanya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengkritik kebijakan AS dalam menanggapi serangan Israel terhadap rumah sakit tersebut.
"Saya mengikuti berita dari Timur Tengah dengan perasaan ngeri dan mengingat tesis yang berulang kali disuarakan oleh mantan Presiden AS Barack Obama bahwa berkat kebijakan Amerika, dunia menjadi lebih aman. Sekarang kita semua melihat seberapa besar dampaknya," kata Zakharova di Telegram.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Ashraf al-Qudra, kepada Anadolu bahwa lebih dari 500 orang tewas dalam serangan udara Israel di Rumah Sakit Baptis Al-Ahli.
Rekaman video yang diunggah di media sosial menunjukkan mayat-mayat berserakan di halaman rumah sakit.
Menurut laporan jurnalis Anadolu, ribuan warga Palestina berada di rumah sakit ketika gedung tersebut dibombardir.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan dia “marah dan sangat sedih” atas serangan dahsyat terhadap Rumah Sakit Baptis al-Ahli di Gaza. Namun, dia tidak secara tegas menyalahkan Israel atas serangan tersebut.
“Amerika Serikat dengan tegas mendukung perlindungan kehidupan warga sipil selama konflik,” katanya.
"Dan kami berduka atas para pasien, staf medis, dan orang tak berdosa lainnya yang tewas atau terluka dalam tragedi ini," ujarnya, seperti dikutip New York Times.
“Serangan mengerikan terhadap sebuah rumah sakit di Jalur Gaza jelas merupakan kejahatan perang,” kata Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev pada Rabu (18/10/2023) pagi di Telegram.
Medvedev lantas menyalahkan Amerika Serikat.
“Tanggung jawab terakhirnya terletak pada mereka yang secara sinis menghasilkan uang dari perang di berbagai negara dan benua yang berbeda. Yang tanpa berpikir panjang mendistribusikan sejumlah besar uang untuk membeli senjata, membebani kompleks industri militer mereka. Yang secara keliru memproklamirkan misi global mereka untuk melindungi nilai-nilai demokrasi Amerika Serikat,” katanya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengkritik kebijakan AS dalam menanggapi serangan Israel terhadap rumah sakit tersebut.
"Saya mengikuti berita dari Timur Tengah dengan perasaan ngeri dan mengingat tesis yang berulang kali disuarakan oleh mantan Presiden AS Barack Obama bahwa berkat kebijakan Amerika, dunia menjadi lebih aman. Sekarang kita semua melihat seberapa besar dampaknya," kata Zakharova di Telegram.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Ashraf al-Qudra, kepada Anadolu bahwa lebih dari 500 orang tewas dalam serangan udara Israel di Rumah Sakit Baptis Al-Ahli.
Rekaman video yang diunggah di media sosial menunjukkan mayat-mayat berserakan di halaman rumah sakit.
Menurut laporan jurnalis Anadolu, ribuan warga Palestina berada di rumah sakit ketika gedung tersebut dibombardir.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan dia “marah dan sangat sedih” atas serangan dahsyat terhadap Rumah Sakit Baptis al-Ahli di Gaza. Namun, dia tidak secara tegas menyalahkan Israel atas serangan tersebut.
“Amerika Serikat dengan tegas mendukung perlindungan kehidupan warga sipil selama konflik,” katanya.
"Dan kami berduka atas para pasien, staf medis, dan orang tak berdosa lainnya yang tewas atau terluka dalam tragedi ini," ujarnya, seperti dikutip New York Times.
(mas)