Tolak Interaksi Militer dengan AS, China Gunakan Eskalasi untuk Majukan Kepentingan

Rabu, 18 Oktober 2023 - 13:37 WIB
loading...
Tolak Interaksi Militer dengan AS, China Gunakan Eskalasi untuk Majukan Kepentingan
China menolak berinteraksi militer dengan Amerika Serikat, dan menggunakan eskalasi untuk memajukan kepentingannya. Foto/REUTERS
A A A
BEIJING - Sejak mantan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan tahun lalu, China telah bersikap dingin kepada AS dan menolak membangun kembali jalur komunikasi militer.

Ketika Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengunjungi Beijing pada bulan Juni, China kembali menolak upaya apa pun untuk meningkatkan interaksi militer.

Meski ketegangan meningkat, Presiden China Xi Jinping menolak mengizinkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) melakukan kontak dengan mitranya dari AS. Ada pola keengganan dari China untuk "mengangkat telepon" AS, walau komunikasi antar-keduanya sangat dibutuhkan.

Sikap China ini terlihat seperti anak kecil yang sedang merajuk, namun Xi Jinping yakin ini adalah pendekatan yang tepat. Sayangnya, sudut pandang China dan AS yang mempunyai tujuan saling bertentangan telah memengaruhi manajemen krisis dan strategi pencegahan kedua negara.

Menariknya, ideologi Partai Komunis China (PKC) tidak pernah menganggap dirinya sebagai agen pemaksaan, namun sebagai korban. Inilah sebabnya mengapa mereka terus-menerus mengkritik pihak lain karena penindasan, unilateralisme, dan hegemoni.

China juga tidak pernah menggunakan istilah "pencegahan”, melainkan kata-kata seperti "dengan tegas menentang”, "berjuang”, dan "dengan tegas menjaga kepentingan nasional”.



Konsep "perjuangan" sudah lama ada dalam doktrin PKC, namun Xi Jinping telah membawanya ke tingkat baru. Bahasa PKC tidak mempunyai analogi langsung dengan "pemaksaan”, tetapi partai tersebut memandang "perjuangan" sebagai sesuatu yang normatif dalam hubungan yang memiliki ketegangan struktural bawaan. Faktanya, "perjuangan" adalah "pemaksaan dengan karakteristik China!"

Menariknya, tata negara diplomatik China bahkan dapat terus melakukan perilaku koersif yang tidak hanya gagal mencapai tujuan, tapi juga justru merusak citranya. Kerangka kerja China bahkan mungkin mengandaikan bahwa pencegahan akan gagal dan pihak lawan akan melanjutkan perilaku yang tidak diinginkan karena kontradiksi struktural.

Namun, di sinilah seruan untuk melakukan perjuangan berkepanjangan harus dilaksanakan. China tangguh, dan pada akhirnya akan menang, meski ada kemunduran dalam jangka pendek, demikian pemikiran yang selalu berada di benak Beijing.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1043 seconds (0.1#10.140)