Presiden China Lantik Pemimpin Baru Hong Kong dengan Peringatan Keras

Sabtu, 01 Juli 2017 - 13:39 WIB
Presiden China Lantik Pemimpin Baru Hong Kong dengan Peringatan Keras
Presiden China Lantik Pemimpin Baru Hong Kong dengan Peringatan Keras
A A A
HONG KONG - Presiden China Xi Jinping melantik pemimpin baru Hong Kong, Carrie Lam, pada hari Sabtu (1/7/2017). Dalam pelantikan itu, Xi mengeluarkan peringatan keras terhadap siapa pun yang mencoba mengusik kedaulatan China tehadap Hong Kong.

Peringatan Xi ini disampaikan dalam pidatonya yang menandai 20 tahun kembalinya Hong Kong dari koloni Inggris kepada China.

Dua dekade silam, gubernur kolonial terakhir, Chris Patten, secara resmi menyerahkan Hong Kong kepada Beijing dalam sebuah upacara yang diwarnai hujan.

”Setiap usaha untuk membahayakan kedaulatan dan keamanan China, menantang kekuatan pemerintah pusat dan wewenang Undang-Undang Dasar HKSAR atau menggunakan Hong Kong untuk melakukan kegiatan infiltrasi dan sabotase terhadap daratan (China) adalah tindakan yang melintasi garis merah dan benar-benar tidak diizinkan,” kata Xi, seperti dikutip Reuters.

HKSAR adalah singkatan dari wilayah administratif khusus Hong Kong, yang dijalankan di bawah sistem ”satu negara” dengan formula yang memungkinkan otonomi luas untuk wilayah tersebut.

Peringatan Xi ini tercata sebagai peringatan terkuat terhadap Hong Kong—salah satu pusat keuangan dunia—ketika ketegangan sosial dan politik meningkat. Ketegangan muncul setelah warga Hong Kong merasa campur tangan Beijing dalam urusan kota di wilayah itu telah meningkat.

Pidato Xi disampaikan di ruang yang penuh sesak dan sebagian besar dihadiri tokoh pro-Beijing. Presiden China ini berbicara lebih dari 30 menit, setelah mengambil sumpah jabatan pemimpin wanita pertama Hong Kong, Carrie Lam.

Menjelang kunjungan pertama Presiden Xi ke wilayah bekas koloni Inggris itu, keributan kecil pecah di jalan-jalan utama Hong Kong antara para aktivis pro-demokrasi dengan kelompok pro-Beijing. Kubu pro-demokrasi menyerukan Hong Kong ntuk menentukan nasib sendiri.

Sejumlah demonstran pro-demokrasi diangkut polisi, sementara beberapa kelompok pro-China tetap bersorak-sorai dengan keras dan melambai-lambaikan bendera seakan-akan mereka yang menang.

“Tinggal di China,” teriak para demonstran pro-Beijing. ”Kami mendukung tindakan penegakan hukum polisi,” lanjut teriakan mereka.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4209 seconds (0.1#10.140)