Apakah Perang Armenia-Azerbaijan untuk Memperebutkan Nagorno-Karabakh Berakhir?
loading...
A
A
A
“Tentu saja, permulaannya akan sulit; ada ketidakpercayaan, katanya. “Tetapi saya yakin dalam 10 tahun, kita akan melihat gambaran lain, dengan Karabakh yang maju dan orang-orang Armenia yang bahagia.”
Foto/Reuters
Sekitar 85 persen populasi etnis Armenia di Nagorno-Karabakh – yang berjumlah 120.000 orang hingga minggu lalu – telah meninggalkan negaranya, dan sebagian besar dari mereka yang tersisa kemungkinan besar juga akan pindah.
“Bibi saya adalah satu-satunya yang tersisa di lingkungannya di Stepanakert, menantu perempuannya adalah seorang dokter, dan para dokter akan menjadi orang terakhir yang pergi,” kata seorang pria etnis Armenia yang sekarang tinggal di Uzbekistan kepada Al Jazeera.
Ayahnya dimakamkan di Stepanakert, dan dia siap menampung setiap kerabatnya.
Dia juga bersikukuh bahwa akhir kemerdekaan Nagorno-Karabakh didalangi awal bulan ini oleh para pemimpin Rusia dan Turki.
Foto/Reuters
Pada tanggal 6 September, Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di resor Sochi di Laut Hitam.
Rusia selama beberapa dekade mendukung Armenia dan memiliki hubungan dekat dengan Azerbaijan, sementara Turki sangat mendukung Azerbaijan, menyediakan persenjataan canggih dan drone dalam perang tahun 2020.
Dua minggu setelah pertemuan tersebut, empat tentara Azerbaijan dan dua warga sipil tewas akibat ranjau darat yang menurut Baku ditanam oleh kelompok separatis.
Pasukan Azerbaijan berjuang menuju Nagorno-Karabakh, dan sehari kemudian, serangan kilat berakhir ketika Rusia menjadi perantara gencatan senjata.
Baca Juga
2. Namun mayoritas warga Armenia di Karabakh tidak mempercayai janji Baku.
Foto/Reuters
Sekitar 85 persen populasi etnis Armenia di Nagorno-Karabakh – yang berjumlah 120.000 orang hingga minggu lalu – telah meninggalkan negaranya, dan sebagian besar dari mereka yang tersisa kemungkinan besar juga akan pindah.
“Bibi saya adalah satu-satunya yang tersisa di lingkungannya di Stepanakert, menantu perempuannya adalah seorang dokter, dan para dokter akan menjadi orang terakhir yang pergi,” kata seorang pria etnis Armenia yang sekarang tinggal di Uzbekistan kepada Al Jazeera.
Ayahnya dimakamkan di Stepanakert, dan dia siap menampung setiap kerabatnya.
Dia juga bersikukuh bahwa akhir kemerdekaan Nagorno-Karabakh didalangi awal bulan ini oleh para pemimpin Rusia dan Turki.
3. Pemainan Rusia dan Turki
Foto/Reuters
Pada tanggal 6 September, Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di resor Sochi di Laut Hitam.
Rusia selama beberapa dekade mendukung Armenia dan memiliki hubungan dekat dengan Azerbaijan, sementara Turki sangat mendukung Azerbaijan, menyediakan persenjataan canggih dan drone dalam perang tahun 2020.
Dua minggu setelah pertemuan tersebut, empat tentara Azerbaijan dan dua warga sipil tewas akibat ranjau darat yang menurut Baku ditanam oleh kelompok separatis.
Pasukan Azerbaijan berjuang menuju Nagorno-Karabakh, dan sehari kemudian, serangan kilat berakhir ketika Rusia menjadi perantara gencatan senjata.