2 Jet Tempur yang Dipertimbangkan Inggris untuk Dikirim ke Ukraina

Rabu, 13 September 2023 - 04:35 WIB
loading...
2 Jet Tempur yang Dipertimbangkan Inggris untuk Dikirim ke Ukraina
Jet tempur Typhoon milik Inggris menjadi pesawat yang dipertimbangkan dikirim ke Ukraina. Foto/Reuters
A A A
LONDON - Inggris merupakan anggota NATO yang pertama kali mengusulkan untuk mengirimkan jet tempur untuk membantu pertahanan udara Ukraina yang mandul. Namun, niat awal itu justru dikebiri oleh Inggris sendiri karena mereka hanya justru hanya mau memberikan pelatihan pilot semata.

Inggris memiliki dua jenis pesawat yang sebenarnya bisa disumbangkan ke Ukraina. Inggris memiliki dua armada pesawat tempur jet cepat: Typhoon dan F-35 Lightning. Kedua jenis pesawat tersebut memiliki keunggulan masing-masing.

Berikut adalah 2 jenis pesawat Inggris yang bisa saja dikirim ke Ukraina untuk membantu perlawanan melawan Rusia.

1. Typhoon

2 Jet Tempur yang Dipertimbangkan Inggris untuk Dikirim ke Ukraina

Foto/Reuters

Typhoon telah digunakan oleh Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) sejak awal tahun 2000an dan awalnya dikembangkan untuk pertahanan udara. Peran utamanya adalah untuk mempertahankan wilayah udara Inggris dengan mencegat dan mengidentifikasi pesawat tidak sah yang mendekati wilayah udara Inggris. Pimpinan RAF mengatakan Typhoon adalah “pesawat yang sangat efektif.”

Armada Typhoon dibeli dalam tiga tahap. Pada Juni 2022 ada 137 Typhoon baik yang bertugas atau disimpan di RAF: 30 pesawat tahap 1 (20 dalam pelayanan dan 10 dalam cadangan), 67 pesawat tahap 2 dan 40 pesawat tahap 3.

Pesawat Typhoon yang lebih baru sedang ditingkatkan dengan radar baru dan rudal udara-ke-darat untuk memperluas jenis operasi yang dapat dilakukan.

Yang menjadi pertanyaan adalah bisakah Inggris mengirim pesawat Typhoon yang lebih tua ke Ukraina?

Beberapa anggota parlemen telah menyarankan pemberian pesawat Typhoon tahap 1 ke Ukraina. Tahap 1 Typhoon saat ini direncanakan untuk berhenti beroperasi pada bulan Maret 2025. Kementerian Pertahanan mengatakan penarikan pesawat tersebut “memungkinkan investasi ulang yang diperlukan” untuk menjaga sisa armada Typhoon tetap terbang hingga tahap 2 dan 3 pensiun pada tahun 2040.

Justin Bronk, pakar militer Royal United Services Institute, mengatakan bahwa meskipun pada pandangan pertama mungkin menarik, ada keterbatasan praktis yang signifikan dalam menyumbangkan pesawat tahap 1.

"Pesawat Typhoon tidak dioptimalkan untuk penerbangan tingkat rendah yang mungkin diperlukan di Ukraina, karena mereka memiliki kemampuan terbatas dalam menyerang sasaran darat dari udara," kata Bronk.

Typhoon juga tidak dirancang untuk pendaratan jarak pendek di permukaan yang kasar, yang berarti landasan pacunya relatif mulus dan memerlukan banyak perawatan dan dukungan, yang berarti pangkalan mana pun bisa menjadi sasaran empuk rudal Rusia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1700 seconds (0.1#10.140)