10 Fakta Menarik Presiden Terpilih Singapura Tharman Shanmugaratnam, Pecinta Puisi, Kucing dan Olahraga
loading...
A
A
A
Keahlian Prof Kanagaratnam terutama terlihat pada bidang karsinoma nasofaring (NPC), yaitu kanker saluran pernapasan bagian atas yang secara tidak proporsional menyerang populasi etnis Tionghoa.
Dengan gelar PhD di bidang Patologi dari University of London, beliau memegang berbagai posisi kepemimpinan di organisasi internasional terkemuka seperti International Council of Societies of Pathology dan International Association of Cancer Registries.
Sebelum meninggal, beliau menjabat sebagai konsultan emeritus di National University Hospital dan profesor emeritus patologi di National University of Singapore (NUS). Ia resmi pensiun pada usia 94 tahun, namun terus mengajar setelahnya.
Salah satu pencapaiannya yang paling menonjol adalah mendirikan Singapore Cancer Registry (SCR) pada tahun 1967, yang merupakan pencatatan kanker komprehensif berbasis populasi pertama di Asia Tenggara. Saat ini, SCR merupakan bagian dari National Registry of Diseases Office Singapura, yang juga mencakup pencatatan infark miokard akut, gagal ginjal kronis, stroke, dan cedera trauma.
Selain pendirian SCR, Profesor Kanagaratnam memainkan peran penting dalam penggabungan King Edward VII College of Medicine dan Raffles College menjadi Universitas Malaya di Singapura, yang kemudian menjadi NUS.
Foto/CNA
Tanpa sepengetahuan banyak warga Singapura, Tharman memiliki selera musik yang cerdas.
Tharman pernah diminta untuk membuat playlist Spotify miliknya sendiri yang berisi 20 lagu favoritnya selama wawancara di serial podcast Zyrup Media, Political Prude.
Dia berbagi bahwa lagu-lagu ini berlangsung selama beberapa dekade dan pemilihannya sebagian disebabkan oleh dia dan istrinya, dengan pengaruh dari anak-anak mereka. Daftar putarnya mencakup lagu-lagu seperti “Zombie” oleh Cranberries dan “It’s My Life” oleh Bon Jovi, serta lagu-lagu yang lebih modern seperti “Flowers” milik Miley Cyrus dan “Yellow” milik Coldplay.
Selain hits berbahasa Inggris, playlist tersebut juga berisi lagu-lagu berbahasa Mandarin dan Melayu yang dinyanyikan Jay Chou dan “Getaran Jiwa” oleh Tan Sri P. Ramlee.
Dengan nada yang lebih nasionalis, ia juga memasukkan Lagu Hari Nasional Singapura “Home” oleh Kit Chan ke dalam playlist. “Menurutku ‘Home’ lebih emotif, tidak terlalu hura-hura, tapi emotif,” jelasnya saat ditanya alasan di balik pemilihan lagu tersebut.
Foto/CNA
Dengan gelar PhD di bidang Patologi dari University of London, beliau memegang berbagai posisi kepemimpinan di organisasi internasional terkemuka seperti International Council of Societies of Pathology dan International Association of Cancer Registries.
Sebelum meninggal, beliau menjabat sebagai konsultan emeritus di National University Hospital dan profesor emeritus patologi di National University of Singapore (NUS). Ia resmi pensiun pada usia 94 tahun, namun terus mengajar setelahnya.
Salah satu pencapaiannya yang paling menonjol adalah mendirikan Singapore Cancer Registry (SCR) pada tahun 1967, yang merupakan pencatatan kanker komprehensif berbasis populasi pertama di Asia Tenggara. Saat ini, SCR merupakan bagian dari National Registry of Diseases Office Singapura, yang juga mencakup pencatatan infark miokard akut, gagal ginjal kronis, stroke, dan cedera trauma.
Selain pendirian SCR, Profesor Kanagaratnam memainkan peran penting dalam penggabungan King Edward VII College of Medicine dan Raffles College menjadi Universitas Malaya di Singapura, yang kemudian menjadi NUS.
5. Dia adalah penggemar berat Jay Chou
Foto/CNA
Tanpa sepengetahuan banyak warga Singapura, Tharman memiliki selera musik yang cerdas.
Tharman pernah diminta untuk membuat playlist Spotify miliknya sendiri yang berisi 20 lagu favoritnya selama wawancara di serial podcast Zyrup Media, Political Prude.
Dia berbagi bahwa lagu-lagu ini berlangsung selama beberapa dekade dan pemilihannya sebagian disebabkan oleh dia dan istrinya, dengan pengaruh dari anak-anak mereka. Daftar putarnya mencakup lagu-lagu seperti “Zombie” oleh Cranberries dan “It’s My Life” oleh Bon Jovi, serta lagu-lagu yang lebih modern seperti “Flowers” milik Miley Cyrus dan “Yellow” milik Coldplay.
Selain hits berbahasa Inggris, playlist tersebut juga berisi lagu-lagu berbahasa Mandarin dan Melayu yang dinyanyikan Jay Chou dan “Getaran Jiwa” oleh Tan Sri P. Ramlee.
Dengan nada yang lebih nasionalis, ia juga memasukkan Lagu Hari Nasional Singapura “Home” oleh Kit Chan ke dalam playlist. “Menurutku ‘Home’ lebih emotif, tidak terlalu hura-hura, tapi emotif,” jelasnya saat ditanya alasan di balik pemilihan lagu tersebut.
6. Pernah Jadi Aktivis Mahasiswa
Foto/CNA