Perbatasan Dibuka, Warga Korut 'Mudik' untuk Pertama Kalinya Sejak 2020

Minggu, 27 Agustus 2023 - 13:05 WIB
loading...
Perbatasan Dibuka, Warga Korut Mudik untuk Pertama Kalinya Sejak 2020
Korea Utara (Korut) membuka perbatasan untuk pertama kalinya sejak 2020. Foto/Ilustrasi
A A A
SEOUL - Korea Utara (Korut) secara resmi telah membuka kembali perbatasannya bagi warga negaranya yang tinggal di luar negeri setelah ditutup hampir selama empat tahun. Hal itu diumumkan oleh media pemerintah pada Minggu (27/8/2023).

“Warga negara Korea Utara di luar negeri telah diizinkan untuk kembali ke negaranya, sesuai dengan keputusan Markas Besar Pencegahan Epidemi Darurat Negara (SEEPH) Korea Utara untuk menyesuaikan tingkat anti-epidemi sehubungan dengan situasi pandemi di seluruh dunia yang mereda,” Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melaporkan.

“Mereka yang kembali akan ditempatkan di bawah pengawasan medis yang tepat di bangsal karantina selama seminggu,” sambung laporan itu seperti dilansir dari NK News.

Namun laporan itu tidak memberikan penjelasan lebih lanjut tentang di mana pusat karantina berada, atau apa yang akan terjadi pada warga yang kembali dan dinyatakan positif Covid-19.

Pengumuman tersebut juga dimuat di halaman 4 Rodong Sinmun, yang merupakan pertama kalinya khalayak dalam negeri diberitahu tentang pembukaan kembali perbatasan bagi warganya di luar negeri di surat kabar yang dikelola partai berkuasa tersebut.



Tidak jelas di mana warga negara Korut yang kembali ke negaranya akan tinggal selama seminggu untuk karantina. Namun, analisis citra satelit NK Pro menunjukkan bahwa Korut telah membangun sebanyak 50 fasilitas karantina Covid-19 di seluruh negeri sejak pandemi dimulai.

“Saya tidak memperkirakan kedatangan diplomat dan pakar dalam jumlah yang signifikan,” kata Andrei Lankov, profesor Universitas Kookmin dan direktur perusahaan induk NK News.

“Kemungkinan besar, warga Korea Utara akan membuka negaranya dengan sangat bersyarat dan pada awalnya hanya untuk warga negara sahabat yang dalam praktiknya berarti Tiongkok dan Rusia,” ia menambahkan.

Dia menambahkan bahwa pekerja bantuan dan diplomat dari Barat harus menunggu beberapa tahun lagi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1165 seconds (0.1#10.140)