Sebut Ukraina Serahkan Wilayah ke Rusia Jadi Syarat Anggota, Pejabat NATO Ngaku Salah
loading...
A
A
A
BRUSSELS - Kepala Staf NATO , Stian Jenssen, mengakui pernyataan kontroversialnya yang menyebut Ukraina bisa menyerahkan wilayahnya kepada Rusia untuk mendapatkan keanggotaan adalah sebuah kesalahan.
“Pernyataan saya tentang ini adalah bagian dari diskusi yang lebih besar tentang kemungkinan skenario masa depan di Ukraina, dan saya seharusnya tidak mengatakannya seperti itu. Itu adalah sebuah kesalahan," ucap Jenssen kepada surat kabar Norwegia Verdens Gang
“Jika, dan saya tekankan jika, Anda sampai pada titik di mana Anda dapat bernegosiasi, situasi militer di lapangan akan benar-benar sentral, dan akan memiliki pengaruh yang menentukan bagaimana hasil yang mungkin dari perang ini nantinya,” dia menambahkan seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (17/8/2023).
Dia lantas memuji upaya Ukraina dalam perang yang telah berlangsung lebih dari satu tahun.
“Kita harus ingat bahwa saat perang pecah, ada kekhawatiran bahwa Ukraina dapat runtuh dalam beberapa minggu dan hari. Itu belum terjadi sama sekali. Mereka telah menunjukkan upaya heroik melawan kekuatan superior. Topiknya sekarang adalah seberapa banyak wilayah yang dapat diambil kembali oleh Ukraina,” ucapnya.
Sehari sebelumnya Jenssen mengatakan kepada media yang sama: "Saya pikir solusinya adalah Ukraina menyerahkan wilayahnya, dan mendapatkan keanggotaan NATO sebagai gantinya."
Pemerintah Ukraina dengan cepat mengutuk pejabat NATO itu karena menyarankan Kiev untuk menyerahkan satu inci tanah kedaulatannya kepada Rusia.
Penasihat kepala Kantor Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengecam saran itu dan menyebutnya konyol.
"Perdagangan wilayah untuk payung NATO? Itu konyol. Itu berarti dengan sengaja memilih kekalahan demokrasi, mendorong penjahat global, mempertahankan rezim Rusia, menghancurkan hukum internasional, dan meneruskan perang ke generasi lain,” kata Podolyak.
Sedangkan juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan bahwa setiap pembicaraan tentang Ukraina bergabung dengan NATO dengan imbalan menyerahkan sebagian wilayah Ukraina sama sekali tidak dapat diterima.
“Kami selalu berasumsi bahwa Aliansi, seperti Ukraina, tidak memperdagangkan wilayah. Partisipasi pejabat NATO secara sadar atau tidak sadar dalam membentuk narasi mengenai kemungkinan Ukraina menyerahkan wilayahnya berperan di tangan Rusia,” katanya.
“Pernyataan saya tentang ini adalah bagian dari diskusi yang lebih besar tentang kemungkinan skenario masa depan di Ukraina, dan saya seharusnya tidak mengatakannya seperti itu. Itu adalah sebuah kesalahan," ucap Jenssen kepada surat kabar Norwegia Verdens Gang
“Jika, dan saya tekankan jika, Anda sampai pada titik di mana Anda dapat bernegosiasi, situasi militer di lapangan akan benar-benar sentral, dan akan memiliki pengaruh yang menentukan bagaimana hasil yang mungkin dari perang ini nantinya,” dia menambahkan seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (17/8/2023).
Dia lantas memuji upaya Ukraina dalam perang yang telah berlangsung lebih dari satu tahun.
“Kita harus ingat bahwa saat perang pecah, ada kekhawatiran bahwa Ukraina dapat runtuh dalam beberapa minggu dan hari. Itu belum terjadi sama sekali. Mereka telah menunjukkan upaya heroik melawan kekuatan superior. Topiknya sekarang adalah seberapa banyak wilayah yang dapat diambil kembali oleh Ukraina,” ucapnya.
Sehari sebelumnya Jenssen mengatakan kepada media yang sama: "Saya pikir solusinya adalah Ukraina menyerahkan wilayahnya, dan mendapatkan keanggotaan NATO sebagai gantinya."
Pemerintah Ukraina dengan cepat mengutuk pejabat NATO itu karena menyarankan Kiev untuk menyerahkan satu inci tanah kedaulatannya kepada Rusia.
Penasihat kepala Kantor Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengecam saran itu dan menyebutnya konyol.
"Perdagangan wilayah untuk payung NATO? Itu konyol. Itu berarti dengan sengaja memilih kekalahan demokrasi, mendorong penjahat global, mempertahankan rezim Rusia, menghancurkan hukum internasional, dan meneruskan perang ke generasi lain,” kata Podolyak.
Sedangkan juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan bahwa setiap pembicaraan tentang Ukraina bergabung dengan NATO dengan imbalan menyerahkan sebagian wilayah Ukraina sama sekali tidak dapat diterima.
“Kami selalu berasumsi bahwa Aliansi, seperti Ukraina, tidak memperdagangkan wilayah. Partisipasi pejabat NATO secara sadar atau tidak sadar dalam membentuk narasi mengenai kemungkinan Ukraina menyerahkan wilayahnya berperan di tangan Rusia,” katanya.
(ian)