3 Pemimpin Gerakan Politik dan Spiritual Inspiratif yang Tewas Dibunuh
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Sejarah telah mencatat banyak pemimpin gerakan politik dan spiritual yang dibunuh karena ideologi dan perjuangannya. Namun, motif sakit hati hingga konspirasi juga menyelimuti pembunuhan para pemimpin terkenal.
Namun demikian, kematian para pemimpin gerakan politik dan spiritual itu justru menginspirasi gerakan untuk melanjutkan perjuangan mereka. Para pemimpin yang tewas terbunuh tersebut justru menginspirasi bagi pengikutnya untuk menyebarkan ide dan perjuangan mereka.
Foto/Reuters
Aktivis politik dan pemimpin spiritual India, Mohandas Karamchand Gandhi, umumnya dikenal sebagai Mahatma Gandhi, adalah pemimpin terkemuka nasionalisme India di India yang dikuasai Inggris.
Gerakan anti-kekerasan di dunia yang semakin kuat, ketika Gandhi itu ditembak mati di jalan-jalan New Delhi oleh seorang mahasiswa yang menjadi aktivis. Itu merupakan pukulan yang luar biasa tidak hanya bagi India, tetapi juga bagi seluruh dunia.
Kebijakan belas kasihnya terhadap orang miskin dan perlawanan tanpa kekerasan berfungsi sebagai cetak biru untuk perubahan damai, sementara kemampuannya untuk mempengaruhi baik Hindu maupun Muslim sama-sama membuat perdamaian.
Pada tanggal 30 Januari 1948, Gandhi ditembak saat dia berjalan ke mimbar tempat dia akan berpidato di pertemuan doa. Pembunuhnya, Nathuram Godse, adalah seorang nasionalis Hindu yang memiliki hubungan dengan ekstrimis Hindu Mahasabha, yang menganggap Gandhi bertanggung jawab atas melemahnya India.
Foto/Reuters
Martin Luther King, Jr. merupakan seorang pendeta Amerika, aktivis, dan pemimpin terkemuka dalam Gerakan Hak Sipil Afrika-Amerika. Dia terkenal karena perannya dalam memajukan hak-hak sipil menggunakan pembangkangan sipil tanpa kekerasan.
King telah menjadi ikon nasional dalam sejarah liberalisme Amerika modern. King menjadi aktivis hak-hak sipil di awal karirnya. Dia memimpin Boikot Bus Montgomery 1955 dan membantu mendirikan Konferensi Kepemimpinan Kristen Selatan pada tahun 1957, menjabat sebagai presiden pertamanya.
Pada tahun 1964, King menjadi orang termuda yang menerima Hadiah Nobel Perdamaian atas karyanya mengakhiri segregasi rasial dan diskriminasi rasial melalui pembangkangan sipil dan cara-cara tanpa kekerasan lainnya.
Namun demikian, kematian para pemimpin gerakan politik dan spiritual itu justru menginspirasi gerakan untuk melanjutkan perjuangan mereka. Para pemimpin yang tewas terbunuh tersebut justru menginspirasi bagi pengikutnya untuk menyebarkan ide dan perjuangan mereka.
Berikut adalah 3 pemimpin gerakan politik dan spiritual inspiratif yang tewas dibunuh.
1. Mahatma Gandhi (India)
Foto/Reuters
Aktivis politik dan pemimpin spiritual India, Mohandas Karamchand Gandhi, umumnya dikenal sebagai Mahatma Gandhi, adalah pemimpin terkemuka nasionalisme India di India yang dikuasai Inggris.
Gerakan anti-kekerasan di dunia yang semakin kuat, ketika Gandhi itu ditembak mati di jalan-jalan New Delhi oleh seorang mahasiswa yang menjadi aktivis. Itu merupakan pukulan yang luar biasa tidak hanya bagi India, tetapi juga bagi seluruh dunia.
Kebijakan belas kasihnya terhadap orang miskin dan perlawanan tanpa kekerasan berfungsi sebagai cetak biru untuk perubahan damai, sementara kemampuannya untuk mempengaruhi baik Hindu maupun Muslim sama-sama membuat perdamaian.
Pada tanggal 30 Januari 1948, Gandhi ditembak saat dia berjalan ke mimbar tempat dia akan berpidato di pertemuan doa. Pembunuhnya, Nathuram Godse, adalah seorang nasionalis Hindu yang memiliki hubungan dengan ekstrimis Hindu Mahasabha, yang menganggap Gandhi bertanggung jawab atas melemahnya India.
2. Martin Luther King, Jr (Amerika Serikat)
Foto/Reuters
Martin Luther King, Jr. merupakan seorang pendeta Amerika, aktivis, dan pemimpin terkemuka dalam Gerakan Hak Sipil Afrika-Amerika. Dia terkenal karena perannya dalam memajukan hak-hak sipil menggunakan pembangkangan sipil tanpa kekerasan.
King telah menjadi ikon nasional dalam sejarah liberalisme Amerika modern. King menjadi aktivis hak-hak sipil di awal karirnya. Dia memimpin Boikot Bus Montgomery 1955 dan membantu mendirikan Konferensi Kepemimpinan Kristen Selatan pada tahun 1957, menjabat sebagai presiden pertamanya.
Pada tahun 1964, King menjadi orang termuda yang menerima Hadiah Nobel Perdamaian atas karyanya mengakhiri segregasi rasial dan diskriminasi rasial melalui pembangkangan sipil dan cara-cara tanpa kekerasan lainnya.