Salwan Momika Membakar lalu Menginjak-injak Al-Qur'an di Swedia, Apa Sih Maunya?
loading...
A
A
A
STOCKHOLM - Salman Momika (37), imigran Irak yang tinggal di Swedia, membuat marah dunia Islam ketika membakar Al-Qur'an dalam demo di depan masjid Stockholm saat Iduladha bulan lalu.
Kamis pekan ini, dia menendang dan menginjak-injak Al-Qur'an di depan Kedutaan Irak di Stockholm. Semua aksinya itu mendapat izin dari otoritas berwenang Swedia. Apa sebenarnya keinginan Momika dari rentetan aksi penistaan kitab suci umat Islam tersebut?
Momika telah berada di Swedia sejak 2018. Dia, yang menggambarkan dirinya di Facebook sebagai "pemikir dan penulis...seorang ateis bebas", mengatakan bahwa protesnya menunjukkan perasaannya tentang agama Islam.
Dalam aksinya Kamis pekan ini, dia menjadi satu-satunya pengunjuk rasa yang menendang dan menginjak-injak Al-Qur'an lalu menginjak-injak bendera Irak.
Momika juga mengusap kakinya dengan foto ulama terkemuka Irak Muqtada al-Sadr dan pemimpin teokrasi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Peristiwa itu menyebabkan kemarahan di Irak bahkan sebelum aksi Momika dijalankan. Di Baghdad, massa pengikut yang setia Muqtada al-Sadr masuk ke Kedutaan Besar Swedia pada Kamis pagi dan melakukan pembakaran.
Perdana Menteri Irak Mohammed Shia' Al Sudani kemudian memerintahkan pengusiran duta besar Swedia, menarik kuasa usaha Irak dari Swedia dan menangguhkan izin operasi perusahaan telekomunikasi Swedia, Ericsson, di Irak.
Saat ini cuaca sangat panas di Irak, pemerintah Irak dipimpin oleh partai politik religius dan ini juga merupakan awal dari bulan tersuci kedua dalam kalender Islam, kata konsultan politik Irak Jassim Mohamad saat menjelaskan intensitas reaksi dari Irak.
"Khususnya yang terakhir berarti suasana jalanan Irak cenderung ke arah ekstremisme agama," kata Mohamad, direktur European Centre for Counterterrorism and Intelligence Studies, yang berbasis di kota Bonn, Jerman barat, kepada DW, yang dilansir Sabtu (22/7/2023).
Kamis pekan ini, dia menendang dan menginjak-injak Al-Qur'an di depan Kedutaan Irak di Stockholm. Semua aksinya itu mendapat izin dari otoritas berwenang Swedia. Apa sebenarnya keinginan Momika dari rentetan aksi penistaan kitab suci umat Islam tersebut?
Momika telah berada di Swedia sejak 2018. Dia, yang menggambarkan dirinya di Facebook sebagai "pemikir dan penulis...seorang ateis bebas", mengatakan bahwa protesnya menunjukkan perasaannya tentang agama Islam.
Dalam aksinya Kamis pekan ini, dia menjadi satu-satunya pengunjuk rasa yang menendang dan menginjak-injak Al-Qur'an lalu menginjak-injak bendera Irak.
Momika juga mengusap kakinya dengan foto ulama terkemuka Irak Muqtada al-Sadr dan pemimpin teokrasi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Peristiwa itu menyebabkan kemarahan di Irak bahkan sebelum aksi Momika dijalankan. Di Baghdad, massa pengikut yang setia Muqtada al-Sadr masuk ke Kedutaan Besar Swedia pada Kamis pagi dan melakukan pembakaran.
Perdana Menteri Irak Mohammed Shia' Al Sudani kemudian memerintahkan pengusiran duta besar Swedia, menarik kuasa usaha Irak dari Swedia dan menangguhkan izin operasi perusahaan telekomunikasi Swedia, Ericsson, di Irak.
Mengapa Reaksi Begitu Ekstrem?
Saat ini cuaca sangat panas di Irak, pemerintah Irak dipimpin oleh partai politik religius dan ini juga merupakan awal dari bulan tersuci kedua dalam kalender Islam, kata konsultan politik Irak Jassim Mohamad saat menjelaskan intensitas reaksi dari Irak.
"Khususnya yang terakhir berarti suasana jalanan Irak cenderung ke arah ekstremisme agama," kata Mohamad, direktur European Centre for Counterterrorism and Intelligence Studies, yang berbasis di kota Bonn, Jerman barat, kepada DW, yang dilansir Sabtu (22/7/2023).